Profesor AS: Kebijakan Susi Pudjiastuti Bikin China Gentar, Kenapa Berhenti?

Profesor AS mengaku bingung kenapa kebijakan penembakan kapal berhenti. Padahal, kebijakan Susi Pudjiastuti dianggap efektif.

oleh Tommy K. Rony diperbarui 17 Apr 2020, 21:32 WIB
Menteri Susi Pudjiastuti (Sumber: Instagram/susipudjiastuti115)

Liputan6.com, Jakarta - Kebijakan Susi Pudjiastuti yang hobi menenggelamkan kapal ternyata dinilai berhasil oleh profesor dari Amerika Serikat. China disebut gentar karena aksi tersebut.

Pandangan itu diungkap oleh Profesor Steve Hanke dari Department of Enviromental Health and Engineering, Johns Hopkins University. Hanke berkata kebijakan Susi berhasil berfungsi selama bertahun-tahun.

"Pihak komunis gentar setelah Susi Pudjiastuti menenggelamkan banyak kapal China. Hal itu berfungsi selama bertahun-tahun, kenapa berhenti?" ujar Steve Hanke via Twitter seperti dikutip Jumat (17/4/2020).

Hanke sedang mengomentari artikel the New York Times yang membahas kapal China yang tetap masuk Indonesia pada Februari lalu meski ada Virus Corona (COVID-19).

The Times melaporkan nelayan Natuna merasa resah karena kelakuan kapal pencuri ikan China. Nelayan pun kebingungan mengapa pemerintah Indonesia tidak proaktif melindungi mereka.

Selain itu, nelayan Natuna berkata Susi Pudjiastuti berhasil melindungi nelayan dan Indonesia lewat kebijakan penenggelaman kapal. Namun, nelayan mengaku semuanya berubah ketika Susi tak lagi menjadi menteri.

Artikel itu turut membahas Presiden Joko Widodo yang sempat datang ke Natuna untuk menegaskan kedaulatan Indonesia. Pemerintah lokal dan nelayan berkata sehari kemudian kapal China sudah datang lagi.

Steve Hanke, yang pernah menjadi penasihat ekonomi Soeharto pada krisis moneter 1998, berkata China akan terus beraksi jika pemerintah pusat tidak mengambil tindakan. 

Selama Susi Pudjiastuti menjabat sebagai menteri, kapal yang paling banyak ditenggelamkan adalah mirip Vietnam, bukan China. Kebijakan menenggelamkan kapal yang disukai masyarakat sempat dikomentari oleh Luhut Pandjaitan.

"Ya memang apa yang dibuat ibu Susi itu bagus, kita tenggelamin harus ada shock terapi itu. Tapi jangan sepanjang masa shock terapi, capek juga orang nanti akhirnya bosan," ujar Luhut pada Mei 2019.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


KKP Kembali Tangkap 5 Kapal Pencuri Ikan di Laut Natuna

KKP tangkap 5 kapal ikan asing asal Vietnam di Laut Natuna.

Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) kembali menangkap lima kapal asing ilegal yang melakukan kegiatan penangkapan ikan di Laut Natuna Utara.

Kelima kapal ikan asing yang berhasil ditangkap adalah KG 94376 TS, PAF 4837, KG 94654 TS, PAF 4696, dan KG 95786 TS. Total ada 68 awak kapal berkewarganegaraan Vietnam yang diamankan dari kelima kapal ikan asing ilegal yang mengoperasikan alat penangkapan ikan jenis trawl.

"Penangkapan dilakukan pada tanggal 1 Maret 2020," kata Menteri Kelautan dan Perikanan, Edhy Prabowo di Pangkalan PSDKP Batam, Rabu 4 Maret 2020.

Edhy mengatakan, keberhasilan membekuk kapal-kapal asing ilegal kali ini merupakan buah dari operasi terstruktur yang dilaksanakan oleh lima kapal pengawas perikanan di Laut Natuna Utara yaitu KP Paus 01, KP Hiu Macan Tutul 02, KP Orca 01, KP Orca 02, dan KP Orca 03.

Operasi tersebut menurut Edhy merupakan respons KKP dalam melaksanakan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan pengawasan dan wujud kehadiran negara di Laut Natuna Utara.

”Sesuai dengan arahan Bapak Presiden, kami akan memperkuat pengawasan di wilayah perairan Laut Natuna Utara untuk memastikan bahwa kedaulatan pengelolaan perikanan tidak diganggu negara manapun," Kata Edhy.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya