Liputan6.com, Tarakan - Memasuki bulan Ramadan tahun ini, Baznas kota Tarakan mengubah pola pengumpulan zakat dengan sistem online. Hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran dari virus Corona yang belum juga mereda.
Agar proses pembayaran dan pengelolaan zakat untuk sebisa mungkin meminimalisir kontak fisik. Pengumpulan zakat saat ini dapat dilakukan secara online.
Ketua Pelaksana Baznas kota Tarakan Syamsi Sarman meminta umat Islam bisa menggunakan transfer via bank syariah melalui rekening baznas. Selain transfer bank, pembayaran juga dapat dilakukan melalui barcode Q-ris.
Baca Juga
Advertisement
"Melihat kondisi saat ini, kita harus menerapkan dan patuhi anjuran pemerintah, social distancing dan physical distancing karenanya untuk pembayaran zakat dapat dilakukan transfer via bank, maupun menggunakan scan barcode yang sudah ditempel di fasilitas umum atau toko yang ada di Tarakan," kata Syamsi.
Meski demikian, pihaknya akan tetap melayani pembayaran secara konvensional, karena dinilai tidak semua masyarakat paham dan bisa menggunakan sistem online. Sehingga Baznas tetap akan menyiapkan outlet pembayaran namun dengan jumlah yang tidak banyak.
"Kami tetap akan buka outlet di 6 titik, di tempat-tempat keramaian seperti pasar Gusher dan masjid namun tetap mengikuti protokol kesehatan yang diterapkan pemerintah, petugas baznas menggunakan sarung tangan, jaga jarak di antara petugas dan orang yang membayar zakat jaraknya 2 meter dan tidak bersalaman," tambahnya.
Adapun, setiap posko nantinya akan disiapkan hand sanitizer, sedangkan di masjid akan disediakan tempat untuk mencuci tangan. Serta harus menggunakan masker.
Untuk pendistribusiannya, Baznas sendiri tidak lagi mengumpulkan anak yatim untuk kegiatan buka bersama dan kegiatan lainnya. Melainkan, akan menggunakan jasa dari ojek online untuk mengantarkan buka puasa maupun sembako bagi anak yatim, petugas kebersihan, pengangkut sampah dan penggali makam.
Menurutnya, di tengah kondisi saat ini Covid-19, zakat diprediksi tidak dapat mencapai target. Target Baznas Tarakan semula yakni Rp8,5 miliar, kemungkinan yang dapat dicapai hanya Rp6 hingga 7 miliar.
"Tapi itu sudah lumayan meskipun tidak mencapai target, tetap bisa untuk membantu 10.000 fakir miskin yang ada di Tarakan," pungkasnya.