Awal Puasa Ramadan 2020 Arab Saudi Diperkirakan Jatuh pada 24 April

Arab Saudi memperkirakan awal puasa Ramadan 2020 di tengah pandemi Virus Corona COVID-29 jatuh pada 24 April.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 18 Apr 2020, 21:20 WIB
Ilustrasi Ramadan (sumber: iStock)

Liputan6.com, Riyadh - Menurut astronom Maroko Abdelaziz Kharbouch Al Ifrani kepada MWN, kalender Umm al-Qura yang merupakan kalender resmi Arab Saudi menunjukkan awal puasa Ramadan 2020 jatuh pada 24 April mendatang.

Beberapa negara tetangga di Semenanjung Arab mengikuti kalender yang sama, serta komunitas Muslim di negara-negara non-Islam, seperti Islamic Society of North America, the Fiqh Council of North America, dan the European Council for Fatwa and Research.

Umm al-Qura adalah kalender lunar berdasarkan pengamatan dari kota suci Makkah.

Kalender tersebut sering dikritik oleh organisasi dan komunitas Muslim lainnya, termasuk Maroko, yang mendasarkan kalender mereka pada penampakan bulan sabit bulan yang sebenarnya.

Maroko diperkirakan akan merayakan hari pertama Ramadan pada Sabtu, 25 April, menurut Al Ifrani seperti dikutip dari MWN, Sabtu (17/4/2020).

Pada 2019, Arab Saudi merayakan hari pertama Ramadan pada 6 Mei, sementara Maroko berselang sehari yakni 7 Mei.


Metode Menuai Kontra

Ilustrasi Ramadan (sumber: iStock)

Perbedaan dalam metode perhitungan antara kalender Umm al-Qura dan lainnya telah menyebabkan beberapa kali pengamatan terhadap peringatan Islam utama di hari-hari yang berbeda di seluruh dunia Islam.

Metode Maroko dikenal sebagai salah satu yang paling akurat untuk menghitung kalender Islam.

Kementerian Urusan Islam Maroko memiliki ahli yang mengamati bulan sabit di sekitar 200 situs di seluruh negeri. Hal itu hampir menghilangkan kemungkinan kesalahan.


Ibadah Ramadan Berbeda Tahun Ini

Ilustrasi Ramadan (sumber: iStockphoto)

Pada bulan suci Ramadan, umat Islam berpuasa dari fajar hingga matahari terbenam dan melakukan salat tarawih pada malam hari.

Namun tahun ini, bulan suci Ramadan akan terasa berbeda bagi umat Islam.

Belenggu pandemi COVID-19 yang menyebar di seluruh dunia Muslim, serta di negara-negara dengan komunitas Islam yang besar, membuat pertemuan dan ibadah di masjid dilarang. Jika aturan social distancing masih berlaku, itu artinya Muslim harus menerima untuk tak salat tarawih di masjid atau menghadiri pertemuan keluarga.

Sementara itu, Jerusalem Islamic Waqf, membuat keputusan untuk menutup situs suci bagi para jamaah Muslim selama bulan suci Ramadan yang tengah dalam belenggu Virus Corona COVID-19.

"Kompleks masjid Al-Aqsa di Yerusalem akan ditutup untuk jamaah Muslim selama bulan suci puasa Ramadan karena pandemi Virus Corona baru," kata ulama Muslim di situs tersuci ketiga Islam seperti dikutip dari Al Jazeera, Jumat 17 April 2020.

Jerusalem Islamic Waqf, dewan yang ditunjuk Yordania untuk mengawasi situs-situs Islam di kompleks suci, menyebut keputusan itu "menyakitkan".

Dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan pada hari Kamis (16 Apirl), dewan mengatakan langkah itu "sejalan dengan fatwa hukum (pendapat ulama) dan nasihat medis".

"Muslim harus "melakukan salat di rumah selama bulan Ramadan, untuk menjaga keselamatan mereka", kata dewan itu.

Kendati demikian, panggilan salat untuk Muslim masih akan berlangsung lima kali sehari di lokasi selama bulan Ramadan, dan pekerja sektor religius masih akan diizinkan masuk, pernyataan itu menambahkan.

Keputusan untuk melarang salat Muslim di kompleks tersebut, yang dihormati oleh orang-orang Yahudi sebagai Temple Mount, memperpanjang larangan salat akibat pandemi Corona COVID-19 di sana pada 23 Maret.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya