Liputan6.com, Jayapura – Benteng pertahanan pencegahan COVID-19 di Kabupaten Nabire runtuh, pasca ditemukan 3 pasien positif COVID-19 sekaligus di Nabire. Ketiganya berumur diatas 50 tahun dan merupakan alumni dari Itjima Ulama Gowa.
Juru Bicara Gugus Tugas COVID-19 Kabupaten Nabire, dokter Frans Sayori menuturkan saat ini ketiga pasien diisolasi di RSUD Nabire.
“Sebelumnya 3 orang ini masuk daftar Orang Dalam Pemantauan (ODP). Ketiganya usia lanjut dan berasal dari Distrik Nabire, Makimi dan Wanggar,” jelas Frans, Jumat (17/4/2020).
Frans menyebutkan ketiga pasien COVID-19 tiba di Nabire, Provinsi Papua, sebelum ada penutupan bandara dan pelabuhan, usai menghadiri Itjima Ulama Gowa.
Baca Juga
Advertisement
Sementara, pasca ditemukan 3 pasien COVID-19 di Nabire, tim gugus tugas COVID-19 akan melakukan rapid test pada alumni Itjama Gowa. Jumlahnya hingga 30-an orang
“Sementara ini, terdapat 22 orang yang wajib dilakukan swab, karena hasil rapid test menunjukkan reaktif,” jelasnya.
Data COVID-19 di Kabupaten Nabire berjumlah 3 orang positif, dengan jumlah ODP sebanyak 33 orang dan sebaran corona di Nabire terdapat pada 5 distrik dari 15 distrik. Ke-5 distrik yang menjadi zona merah COVID-19 yakni Distrik Teluk Kimi, makimi, Wanggar, Nabire dan Nabire Barat.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Kesiapan Rumah Sakit
RSUD Nabire sebelumnya memang disipakan menjadi rumah sakit rujukan bagi corona di tanah Papua, dengan 2 rumah sakit pemeritah lainnya yakni RSUD Merauke dan RSUD Jayapura.
Terlebih Nabire menjadi pintu masuk ke wilayah adat Meepago yang terdiri dari 3 kabupaten lainnya yakni Kabupaten Deiyai, Dogiyai dan Paniai.
Juru bicara Satgas COVID-19 Papua, dokter Silwanus Sumule menuturkan RSUD Nabire dianggap mumpuni dalam penanganan pasien COVID-19, terlebih dilengkapi sejumlah peralatan lengkap, termasuk dokter ahli.
RSUD Nabire diresmikan Presiden Jokowi pada Desember 2017. Rumah sakit yang dikelola pemerintah ini setiap tahunnya mendapatkan kucuran dana otonomi khusus.
Kata Silwanus, di wilayah adat Meepago juga disiapkan RSUD Paniai yang merupakan sub regional, untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 jika meningkat.
“RSUD Paniai ini memiliki peralatan lengkap. Terlebih Bupati Paniai aktif dalam pencegahan COVID-19. Kami yakni daerah Meepago dapat berkerja dengan baik dalam penanganan COVID-19,” jelas Silwanus.
Guna pencegahan corona tak meluas ke kabupaten lainnya di Meepago, Bupati Nabire Isaias Douw menerapkan pembatasan perlintasan manusia, baik yang lewat darat, laut dan udara. Namun, masih saja ada warga yang melintas antar kabupaten di wilayah adat Meepago.
“Sudah ada 200-300 orang yang dilakukan pemeriksaan rapid test. Kebanyakan yang diperiksa ini adalah warga yang masih bandel melakukan perjalanan antara kabupaten di Meepago dengan menempuh jalan darat,” kata dokter Frans Sayori.
Simak video pilihan berikut ini:
Advertisement