Jakarta - Liga Indonesia telah menjadi kompetisi sepak bola yang kompetitif sejak dulu. Persaingan gelar setiap tahunnya terasa sangat ketat karena kualitas merata yang dimiliki klub-klub pesaingan.
Satu faktor kesuksesan klub dalam meraih gelar adalah minim kebobolan. Hal itu bisa terjadi apabila klub memiliki bek-bek yang tangguh dan siap berjibaku mengamankan lini belakang.
Advertisement
Bek merupakan posisi yang krusial dalam sepak bola. Para pemain yang memiliki peran ini biasanya dituntut memiliki stamina besar karena harus berjibaku dan berduel dengan pemain lawan.
Patah tulang hingga kepala bocor menjadi hal yang biasa buat seorang bek. Maklum, mereka dituntut melakukan segalanya untuk bisa mengamankan lini belakang dari serangan lawan.
Sejatinya banyak bek-bek yang terbaik yang malang melintang di sepak bola Indonesia dalam satu dekade terakhir. Tak melulu dari luar negeri, para pemain Indonesia juga mampu bersaing dan diandalkan di lini belakang.
Bola.com memilih lima pemain belakang Liga Indonesia terbaik yang mampu memberikan penampilan stabil dalam tim. Indikatornya adalah sumbangsih dan prestasi yang diberikan untuk timnya.
Lantas, siapa saja yang memenuhi kualifikasi itu?
Ismed Sofyan
Meskipun sudah menginjak usia 40 tahun, namun Ismed Sofyan masih terlihat mampu bersaing dengan pemain yang lebih muda. Segudang pengalaman yang dimiliki Ismed membuatnya menjadi karakter yang disegani di Persija Jakarta dan Indonesia.
Ismed juga sering membantu serangan dengan membangun permainan dari belakang. Bahkan, Ismed Sofyan juga sesekali mampu diandalkan dalam urusan mencetak gol.
Naluri inilah yang membuat Ismed merupakan karakter bek kanan yang komplet. Meskipun memiliki postur 169 cm, Ismed tak gentar bersaing dengan penyerang lawan yang jangkung. Pemain yang akrab disapa Bang Haji itu belum lagi berganti klub sejak 2002 bergabung dengan Persija Jakarta.
Ismed sejauh ini sudah tampil 410 kali dan menyumbang 18 gol buat Persija. Pemain berpostur 169 cm itu juga mempersembahkan dua gelar buat Persija yakni Liga 1 2018 dan Piala Presiden 2018.
Namun, musim ini, Ismed belum pernah bermain di Liga 1 2020 karena kehadiran Marco Motta. Hal ini mengindikasikan perannya mulai terpinggirkan di Persija.
Advertisement
Hamka Hamzah
Tua-tua keladi. Hal itulah yang layak disematkan kepada Hamka Hamzah. Dalam usia yang tak lagi muda, Hamka Hamzah masih laku bermain di kasta elite tertinggi Indonesia.
Pada 2020, Hamka Hamzah dipinang klub promosi Persita Tangerang. Bermain di bawah asuhan pelatih Widodo Cahyono Putro, Hamka sudah bermain sebanyak tiga kali.
Persita merupakan klub elite ke-11 yang dibela Hamka Hamzah. Sebelumnya, pemain asal Makassar itu sudah pernah berseragam PSM Makassar, Persebaya Surabaya, Persik Kediri, Persija Jakarta, Persipura Jayapura, Mitra Kukar, Arema, hingga Sriwijaya FC.
Memiliki postur tubuh 183 cm membuat Hamka Hamzah memegang peran penting di lini belakang. Pemain asal Makassar itu kerap berjibau untuk menghalau bola-bola udara.
Hamka Hamzah juga tak gentar melakukan duel fisik dengan lawan. Hal itu dilakukan agar memastikan lini pertahanan timnya terbebas dari teror lawan.
Yustinus Pae
Yustinus Pae bisa dikatakan sebagai satu dari deretan bek terbaik yang ada di Liga Indonesia. Yustinus Pae memiliki postur tubuh yang cukup ideal untuk seorang bek kanan. Pemain berusia 36 tahun itu memiliki tinggi badan 172 cm.
Dengan postur tubuh itu, Yustinus Pae bisa diandalkan dalam menghalau serangan lawan dari sektor sayap. Pemilik 21 tahun itu juga tak ragu untuk ikut membangun serangan dari belakang, hingga melakukan overlapping dalam membantu penyerangan.
Namun, Yustinus Pae tetap tak melupakan tugasnya sebagai pemain belakang. Ketika kehilangan bola, dengan sigap dan kecepatan yang dimilikinya membuat Yustinus Pae langsung kembali ke posisi aslinya.
Karier Yustinus Pae di Persipura berawal saat membela tim junior pada 1995-2002. Kemudian pada 2007, pemain asal Jayapura itu dipercaya tampil bersama tim utama.
Yustinus Pae sejauh ini sudah tampil sebanyak 262 kali dan menyumbang 15 gol serta sumbangan dua gelar liga pada 2008-2009 dan 2010-2011. Pada era Liga 1, Yustinus tampil sebagai pemain utama sepanjang musim.
Advertisement
Bio Paulin
Bio Paulin pernah meramaikan sepak bola Indonesia rentang 2006-2018. Pemain berpostur 187 cm itu menjadi momok menakutkan lawan di lini belakang.
Pemain naturalisasi Indonesia itu menjadi tembok kukuh buat tim yang dibelanya. Keunggulan fisik Bio Paulin membuat dirinya kerap memenangi duel-duel bola udara.
Bio Paulin tercatat sudah membela Mitra Kukar, Persipura Jayapura, dan Sriwijaya FC. Puncak karier pemain 35 tahun itu terjadi ketika berseragam Persipura Jayapura.
Berkat penampilan apiknya di lini belakang, Bio Paulin berhasil mempersembahkan tiga gelar liga buat Persipura. Secara keseluruhan, pemilik nama lengkap Bio Paulin Pierre sudah tampil sebanyak 227 kali dan menyumbang 21 gol untuk klub berjulukan Mutiara Hitam tersebut.
Otavio Dutra
Otavio Dutra sudah 10 tahun berkarier di Indonesia. Pemain naturalisasi Indonesia itu malang melintang bersama klub-klub elite Indonesia mulai Persebaya 1927, Persipura Jayapura, Gresik United, Bhayangkara FC, Persebaya Surabaya, hingga saat ini di Persija Jakarta.
Otavio Dutra adalah bek yang dikenal pekerja keras di lini belakang. Memiliki postur tubuh 190 cm membuat dirinya menjadi andalan dalam duel-duel bola udara.
Meskipun memiliki postur tubuh yang tak terlalu besar, namun Otavio Dutra tak gentar melakkukan duel-duel fisik. Bahkan, berkat kelebihan postur tubuh yang tinggi membuatnya sering mencetak gol.
Otavio Dutra sejauh ini sudah meraih dua gelar. Pemain kelahiran Fortaleza, Brasil itu meraih gelar Liga Super Indonesia 2013 bersama Persipura Jayapura dan Liga 1 2017 bersama Bhayangkara FC.
Kini, Otavio Dutra mencoba peruntungan di Persija Jakarta. Kehadirannya diharapkan bisa menjaga lini belakang klub berjuluk Macan Kemayoran itu agar aman dari serangan lawan.
Disadur dari Bola.com (Zulfirdaus Harahap/Wiwig Prayugi, published 18/4/2020)
Advertisement