Liputan6.com, Jakarta Penerapan jaga jarak menjadi kunci penanganan pandemi Corona Covid-19 di Indonesia. Hal ini diungkap Sekretaris Jenderal Palang Merah Indonesia Sudirman Said dalam diskusi SmartFM, Sabtu (18/4/2020).
"Ini pengalaman dari banyak negara, karena itu memang yang paling nyata efektifnya adalah social distancing yang menjadi sarana paling efektif sejauh ini. Karena obat yang belum ditemukan, vaksin belum ditemukan," kata dia.
Advertisement
Oleh karena itulah, lanjut Said, kemampuan
Menurut dia, saat ini tidak ada satu negara pun yang merasa aman dalam menghadapi penyebaran penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-Cov-2 tersebut. China misalnya, saat ini tengah menghadapi risiko gelombang kedua Covid-19.
"Amerika itu menjadi pelajaran penting. Karena negara bagian yang berbeda perlakuannya, hasilnya juga berbeda. Negara yang cenderung rileks kasusnya, makin tinggi kasusnya dan kematiannya," ungkapnya.
Sementara, negara bagian yang cenderung tegas dan agresif mulai turun. Sebagai contoh, Washington, Minggu lalu mengalami penurunan drastis.
"Dari Maret mengalami 1.600 kasus menjadi kurang dari 100 kasus," ungkap SUdirman Said.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
2 Fokus PMI
Palang Merah Indonesia (PMI), kata dia, selama ini berfokus pada dua hal. Satu edukasi dan komunikasi risiko. Langkah ini ditempuh dengan pendidikan kepada masyarakat lewat berbagai jalur hingga media sosial.
"Pesan langsung di tengah masyarakat menggunakan kendaraan ke kampung-kampung. Kemudian pencegahan, dengan cara menyemprotkan disinfektan ke tempat umum karena kita tahu virus adanya di tempat interaksi manusia. Makanya di tempat yang kira-kira akan banyak manusianya kita semprot," jelas dia.
Menurut Sudiraman, saat ini ada 500 cabang di seluruh Indonesia yan mengerahkan lebih dari 6 ribu hands sprayer serta alat semprot manual yang masuk ke kampung-kampung.
"Kemudian ada 200 kendaraan pick up, 30 sepeda motor roda tiga, 30 gunner dan didukung oleh 150 tangki, mengerahkan puluhan ribu relawan untuk melakukan ini. Jadi kalau misalnya masuk gang kecil, maka motor masuk, jalan agak besar, pakai pickup, masuk (sampai) rumah-rumah," ujarnya.
Reporter: Wilfridus Setu Embu
Sumber: Merdeka
Advertisement