Pembangunan Pabrik Mobil Listrik Hyundai Tetap Jalan Meski Ada Corona

Pabrik mobil listrik dengan investasi sebesar USD 1,55 miliar ini ditargetkan rampung pada 2030 dengan menyerap 3.720 tenaga kerja.

oleh Liputan6.com diperbarui 18 Apr 2020, 18:00 WIB
manufaktur yang dipersiapkan Hyundai memiliki kapasitas produksi sebanyak 300 ribu unit.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal atau BKPM, Bahlil Lahadalia melakukan kunjungan ke pabrik PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia (HMMI) di Cikarang Tengah, Bekasi siang ini (18/4). Kunjungan ini untuk memastikan perusahaan asal negeri ginseng tersebut bisa menyelesaikan target pembangunan sesuai jadwal semula.

Proyek akbar Hyundai sendiri, sebesar USD 1,55 miliar ditargetkan rampung pada tahun 2030 dengan menyerap 3.720 tenaga kerja, yang terbagi dalam 2 tahap pembangunan.

"Komitmen pendirian pabrik ditandatangani pada saat saya mendampingi Presiden Joko Widodo ke Korea tahun lalu. Hari ini kita lihat jelas, sekalipun di tengah pandemi covid-19, tetapi mereka mampu menjalankan proyeknya, tentu dengan memperhatikan SOP oleh pemerintah," kata Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia melalui siaran pers, Sabtu (18/4).

Menurut Bahlil langkah Hyundai harusnya dijadikan contoh bagi pelaku industri atau investor lain yang tengah menjalankan usaha di Indonesia. Sebab, di tengah pandemi corona yang serba tidak pasti aktivitas produksi harus tetap berlangsung dengan menerapkan pshycal distancing.

Bahlil juga meminta komitmen pelaku usaha untuk menekan angka pemutusan hubungan kerja (PHK) disaat kondisi ekonomi pekei tengah sulit.

Untuk itu, BKPM meyakinkan Hyundai bahwa proyek bernilai fantastis ini penting untuk tetap berjalan agar mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia untuk terus bergerak.

"Awalnya akan segera dilakukan groundbreaking pabrik namun ditunda karena pandemi covid-19, tapi saya sangat mengapresiasi karena Hyundai tetap menargetkan akan sudah berproduksi pada Desember 2021. Kita akan menjadi negara pertama di Asia Tenggara yang akan menghasilkan mobil listrik. Kita harus dukung," tegas Bahlil.


Tak Ditunda

Pemandangan pintu masuk Pabrik Hyundai Motor Asan di Asan, selatan Seoul, Senin (10/2/2020). Pabrikan kendaraan Hyundai Motor terpaksa menghentikan produksinya di Korea Selatan, basis manufaktur terbesarnya, karena kekurangan pasokan suku cadang dari China akibat virus corona. (Yelim LEE/AFP)

Sementara itu, Presiden Hyundai Asia Pasific, Lee Young Tack, menyebutkan bahwa Hyundai memahami situasi sulit yang dihadapi oleh Indonesia dan dunia. Alhasil, semua rencana perusahaan akan tetap dijalankan tanpa penundaan.

“Karena dukungan yang kuat dari pemerintah Indonesia, terutama BKPM, tidak ada masalah dalam proyek kami. Terima kasih banyak. Kami akan menjalankan proyek ini sesuai yang direncanakan, dan akan mulai berproduksi pada Desember 2021. Indonesia penting untuk Hyundai karena potensi dan kapasitasnya yang sangat besar. Indonesia akan menjadi basis pusat produksi pertama Hyundai di kawasan ASEAN, dan kami akan ekspor juga ke negara-negara Asia Pasifik,” kata Lee Young Tack.

Lee berujar bahwa Hyundai akan memulai produksi komersialnya pada Desember 2021 dengan kapasitas tahunan 150.000 unit dan ditargetkan mencapai 250.000 unit per tahun ketika mencapai kapasitas penuh.

Musababnya, Hyundai berkeinginan tidak hanya memenuhi kebutuhan pasar lokal Indonesia. Akan tetapi, juga mengekspor produknya ke pasar utama di kawasan Asia Pasifik, terutama Vietnam, Thailand, Malaysia, dan Filipina.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya