IDI Yakin Jumlah Data Covid-19 yang Disampaikan Pemerintah Tidak Akurat

Daeng menuturkan alasan IDI meyakini data pemerintah tidak sesuai realita.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2020, 00:06 WIB
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Daeng Faqih menyetujui kenaikan iuran BPJS Kesehatan sesuai Peraturan Presiden RI No 75 Tahun 2019 saat ditemui di Kantor PB IDI, Jakarta, Rabu (30/10/2019). (Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) meyakini data kematian pasien positif Covid-19 tidak sesuai dengan data yang dipublikasi secara berkala oleh pemerintah. Keyakinan tersebut lantaran tes Covid-19 secara Polymerase Chain Reaction (PCR) belum meluas dilakukan.

Ketua Umum PB IDI, Daeng M Faqih menuturkan minimnya tes secara PCR mempengaruhi hasil data yang dilaporkan oleh rumah sakit. Metode tes secara PCR yaitu mengambil sampel cairan dari saluran pernapasan bawah sebagai bahan pemeriksaan.

"Laporan dari rumah sakit, memasukkan juga pasien meninggal saat dirawat dengan status PDP. Yang status PDP tersebut bisa jadi belum sempat diperiksa swab, atau sudah diperiksa tapi belum keluar hasilnya," kata Daeng kepada merdeka.com, Sabtu (18/4/2020).

Selain itu, Daeng menuturkan alasannya meyakini data pemerintah tidak sesuai realita karena pemeriksaan secara PCR juga tidak merata di berbagai wilayah. Sehingga pasien dalam status PDP yang meninggal belum sempat dilakukan pemeriksaan secara PCR. Hal ini tentu saja menurut Daeng mempengaruhi akurasi data kematian dari infeksi virus Corona.

Untuk itu, dia mendesak pemerintah segera memperluas dan memperbanyak test PCR di seluruh provinsi. Dengan langkah ini, Ia meyakini, pemerintah akan mendapat data akurat mengenai jumlah positif Covid-19.

"Perlu perluasan dan percepatan testing supaya datanya cepat didapat," kata dia.

Selaras dengan Daeng, Wakil Ketua Umum PB IDI Slamet Budiarto menuturkan data yang disampaikan pemerintah saat ini tidak secara tepat menggambarkan kondisi saat ini.

"Kalau tes PCR hasilnya 2 hari pasti hasilnya lebih besar dari sekarang," kata Slamet.

Saat disinggung mengenai perkiraan data pasien positif Covid-19 dan yang meninggal atas infeksi virus tersebut, Daeng dan Slamet sama-sama menegaskan tidak memiliki data pasti.

"Tidak ada. IDI kan tidak punya PCR," ucap Slamet.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Data Covid-19 per Hari Ini

Sementara itu, jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia per Sabtu 18 April bertambah 325 orang. Sehingga, total kasus positif di Indonesia menjadi 6.248 kasus.

Jumlah kasus sembuh hingga hari ini bertambah 24 kasus. Sehingga total pasien yang sembuh di seluruh provinsi Indonesia sebanyak 631 orang.

Selain itu, jumlah kasus meninggal dari kasus ini bertambah 15 orang. Semula, jumlah kasus meninggal positif Covid-19 sebanyak 520 orang, menjadi 535 orang.

Lebih lanjut, Yuri menuturkan sudah 45 ribu lebih spesimen telah dilakukan uji untuk mendeteksi sebaran virus Corona di Indonesia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya