Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Corona COVID-19 dinilai akan membawa perubahan dalam bisnis ke depan. Hal itu terutama dalam perilaku konsumen dan konsumsi. Oleh karena itu, pentingnya identifikasi perilaku konsumsi dan konsumen.
Merebaknya virus corona baru yaitu Sars-CoV-2 yang sebabkan COVID-19 mempengaruhi industri dan sektor usaha. Wakil Ketua Umum Bidang Perdagangan, Promosi Luar Negeri Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Tommy Kaihatu menuturkan, banyak industri terganggu karena ketergantungan bahan baku dari China sangat besar.
"Selain industri pariwisata, industri lain yang terdampak di antaranya adalah industri manufaktur, industri pengolahan dan juga ekspor karena ekspor kita ke China sangat besar,” ujar dia seperti dikutip dari Antara.
Baca Juga
Advertisement
Tak hanya industri yang terganggu, pandemi COVID-19 juga akan menambah pengangguran. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto memprediksi, dalam skenario berat potensi pengangguran akan bertambah 2,92 juta orang dan sangat besar bisa mencapai 5,23 juta.
Selain sektor usaha dan pengangguran, Pengamat Ekonomi dari Universitas Airlangga Wisnu Wibowo menilai pandemi Corona COVID-19 juga membawa perubahan dalam perilaku konsumen dan konsumsi ke depan. Hal ini juga sekaligus sebagai momentum ekonomi digital dan kreatif.
"Untuk ke depan ekonomi kreatif dan digital akan sangat berkembang. Orang sudah mulai terbiasa dan terlibat menjalani pola konsumsi digital,” ujar dia saat dihubungi Liputan6.com, Minggu (19/4/2020).
Momentum berkembangnya ekonomi digital itu juga seiring anjuran bekerja dari rumah, ibadah dari rumah, dan belajar dari rumah, menjaga jarak fisik, menghindari kerumunan berdampak terhadap kebiasaan masyarakat. Adapun anjuran tersebut untuk memutus rantai penyebaran COVID-19.
Hal itu juga mempengaruhi sejumlah sektor usaha. Wisnu mengatakan, jasa pengantaran, produk makanan beku, sektor kesehatan berpotensi tumbuh ke depan. Demikian juga sektor pendidikan. Wisnu menuturkan, sektor pendidikan akan gencar dilakukan secara online. Jika jasa pendidikan konvensional tidak mengantisipasi akan ketinggalan karena tergantikan oleh aplikasi dan online.
"Akan ada perubahan pergeseran konsumsi masyarakat," ujar dia.
Oleh karena itu, menurut Wisnu saat ini penting mengidentifikasi perilaku konsumsi dan konsumen dalam menghasilkan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Melihat Sektor Usaha di Tengah Pandemi COVID-19
Di tengah pandemi COVID-19 ini, Wisnu mengatakan, ada sejumlah sektor usaha yang dapat menjadi peluang. Dengan begitu ini dapat menciptakan peluang usaha bagi Anda mungkin sedang dirumahkan dan atau alami pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dalam jangka pendek, ia menuturkan, sektor usaha itu antara lain indusri makanan beku. Ini karena jaga jarak fisik atau physical distancing memunculkan kebutuhan akan produk makanan tahan lama sebagai persediaan makanan untuk kurangi frekuensi belanja.
Kemudian industri alat kesehatan. Kebutuhan masyarakat dan tenaga medis akan alat pelindung diri (APD) seperti masker dan hand sanitizer akan meningkat. Selanjutnya, produk inovatif.
"COVID-19 juga mendorong berkembangnya inovasi untuk menangani kebutuhan baru yang muncul akibat COVID-19 seperti disinfection chamber, portable hospital dan isolation portable room,” kata dia.
Sedangkan dalam jangka panjang, sektor usaha yang berpeluang antara lain industri berbasis online. Wisnu menuturkan, beberapa produk yang memiliki prospek pasar adalah game, software pendidikan, media pembelajaran dan hiburan digital, dan belanja online.
Selanjutnya jasa layanan antar barang dan makanan. Wisnu mengatakan, ada peningkatan permintaan untuk memenuhi kebutuhan individu akan makanan dan barang konsumsi harian tanpa harus meninggalkan rumah.
Lalu jasa layanan gaya hidup sehat, kesehatan dan psikologi. "Kebutuhan konsultasi akan gaya hidup sehat untuk konsultasi untuk penanganan permasalahan kesehatan mental akan melonjak,” kata dia.
Wisnu juga melihat peluang usaha di industri farmasi, herbal dan makanan kesehatan. Ia menuturkan, ancaman pandemi COVID-19 akan meningkatkan permintaan produk-produk yang dapat memperkuat imunitas sehingga akan meningkatkan omzet industri ini.
Advertisement