Liputan6.com, Jakarta Bulan suci Ramadan segera tiba. Umat muslim di seluruh dunia pun diwajibkan berpuasa selama sebulan penuh. Dengan menjalani ibadah ini, para mukmin diharapkan bisa menanamkan rasa empati pada mereka yang kelaparan dan mendekatkan diri pada Allah SWT.
Namun larangan untuk berkumpul seperti saat buka bersama atau salat tarawih hingga lebaran akan menyisakan kesedihan pada Ramadan tahun ini.
Advertisement
Kebiasaan membeli takjil atau membeli kudapan, lalu bermalam di masjid sebagai upaya mencari malam seribu bulan atau Lailatul Qadar juga ditiadakan.
Meski pemeritah di setiap negara akan mengganti kebiasaan tersebut dengan Iftar komunitas secara streaming, namun rasanya begitu berbeda bila berkumpul dan berdoa bersama. Tapi seluruh umat muslim harus paham, langkah ini dilakukan untuk menjaga jarak fisik yang bisa mempercepat penularan virus corona (COVID-19).
Seperti dilansir ABCnet, pasar malam yang buka di Lakemba di Sydney, Malaysia, Brunei dan Singapura juga telah dilarang.
Salat malam di rumah
Setelah matahari terbenam dan berbuka puasa, beberapa Muslim biasanya memilih untuk melakukan salat di masjid, yang dikenal sebagai Tarawih. Namun tahun ini, kebiasaan itu pun dilarang demi kebaikan umat muslim sendiri.
Syekh Mufti Arab Saudi Sheikh Abdulaziz Al al-Sheikh mengatakan bahwa Tarawih harus dilakukan di rumah tahun ini. "Lebaran Idul Fitri, yang umumnya juga diadakan secara berjamaan mungkin juga perlu diadakan di rumah, jika wabah terus berlanjut," katanya.
Pihak berwenang Saudi juga mendesak umat Islam untuk menunda perjalanan ke Mekah untuk naik haji pada bulan Juli.
Lebih dari 2 juta peziarah biasanya berduyun-duyun ke kota suci untuk haji. Pembatalan ini akan menjadi yang pertama sejak Arab Saudi menjadi negara pada tahun 1932.
Negara-negara tetangga seperti Uni Emirat Arab, Mesir, Yordania, dan Wilayah Palestina yang memiliki situs tersuci Islam, juga telah mengkonfirmasi untuk menutup kegiatan ibadah di masjid selama Ramadan tahun ini.
"Shalat Tarawih bisa dilakukan di rumah hingga akhir krisis coronavirus," kata Mufti Palestina Sheikh Mohammed Hussein kepada Jerusalem Post.
Awal bulan ini, Mesir juga mengumumkan penghentian "semua kegiatan jamaah", termasuk penyediaan makanan buka puasa gratis di masjid-masjid.
Masjid-masjid akan dibuka kembali ketika Departemen Kesehatan menyatakan tidak ada lagi kasus virus corona di Mesir, lapor media lokal.
Advertisement