Liputan6.com, Jakarta - NASA mempensiunkan teleskop Kepler yang telah menyelesaikan misinya pada 2018. Rupanya, teleskop ini berhasil menemukan exoplanet atau planet di luar tata surya yang mirip dengan Bumi.
Sekadar informasi, teleskop Kepler kehabisan bahan bakar dan telah berhenti operasi pada 2018. Namun, para ilmuwan masih menyisir berbagai pengamatan yang dilakukan Kepler selama perburuan planet di luar tata surya kita.
Baca Juga
Advertisement
Mengutip CNET, Senin (20/4/2020), planet mirip bumi yang ditemukan teleskop Kepler disebut sebagai Kepler-1649c dan berjarak 300 tahun cahaya dari Bumi.
NASA menyebut, ketimbang ribuan exoplanet lain yang ditemukan Kepler, planet ini memiliki ukuran dan suhu yang dianggap paling menyerupai Bumi.
Planet ini pun disebut-sebut terletak di zona bintang layak huni, sebuah wilayah yang kemungkinan ada sumber air.
Menariknya, secara ukuran, planet di luar tata surya ini sedikit lebih besar dibandingkan Bumi. Planet yang disebut sebagai Kepler-1649c ini menerima 75 persen jumlah cahaya dibandingkan cahaya yang diterima Bumi dari Matahari. Dengan begitu, suhunya diperkirakan tak beda jauh dengan suhu Bumi.
Masih Misterius
Mulanya, planet ini salah diidentifikasi oleh algoritma komputer. Namun, para ilmuwan menemukannya saat meninjau data Kepler.
" Dunia yang jauh dan menarik ini memberikan kita harapan yang lebih besar, bahwa Bumi kedua ada di antara bintang-bintang dan menunggu untuk ditemukan," kata salah satu ilmuwan NASA Thomas Zurbuchen.
Jangan senang dulu, meskipun exoplanet ini kelihatan menjanjikan, planet tersebut belum tentu jadi pengganti Bumi kita.
Masalahnya, Kepler-1649c berada pada orbit di sekitar red dwarfs, yakni sejenis bintang yang menurut NASA, dikenal karena ledakan yang membuat lingkungan planet hampir tidak mungkin bagi setiap kehidupan.
Badan antariksa Amerika Serikat ini juga memperingatkan bahwa atmosfer di Kepler 16-49c masih jadi misteri dan penghitungan ukurannya, mungkin tidak aktif.
Advertisement
Jurnal Astrofisik
Tim peneliti internasional yang menemukan exoplanet ini kemudian menerbitkan tentang Kepler-1649c di sebuah jurnal astrofisik pada April ini.
"Dengan red dwarfs terjadi di hampir semua tempat di galaksi kita, planet-planet kecil dan berbatu, berpotensi untuk dihuni. Kemungkinan salah satunya tidak terlalu berbeda dari Bumi kita yang terlihat sedikit lebih terang," kata penulis utama jurnal astrofisik, Andrew Vanderburg dari University of Texas.
Tidak diketahui apakah ada makluk lain di exoplanet yang ditemukan teleskop Kepler itu, namun temuan terbaru ini menjadi sebuah harapan bahwa nanti, umat manusia bisa menemukan kehidupan di luar tata surya kita.
(Tin/Isk)