Perawat Keluhkan Pasien Corona yang Tak Jujur saat Berobat

Keterbukaan pasien menjadi kunci bahwa Corona Covid-19 dapat disembuhkan sehingga penularannya dapat dicegah.

oleh Liputan6.com diperbarui 19 Apr 2020, 19:48 WIB
Pasien yang pulih dari coronavirus menyumbangkan plasma di Pusat Darah Wuhan di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Beberapa pasien yang telah sembuh menganggap menjadi donor sebagai cara berterima kasih kepada masyarakat karena telah menerima perawatan yang efektif dan tepat waktu. (Xinhua/Cai Yang)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus tenaga medis seperti dokter hingga perawat yang terinfeksi virus Corona Covid-19 terus meningkat. Salah satu faktor yang memicu penularan virus terhadap tenaga medis adalah ketidakjujuran pasien ketika berobat.

Padahal, keterbukaan pasien menjadi kunci bahwa virus Corona Covid-19 dapat disembuhkan, sehingga penularannya dapat dicegah.

Salah satu perawat yang menangani pasien Covid-19 di RSPI Sulianti Saroso, Nurdiansyah menyebut, sudah banyak tenaga medis yang terinfeksi hingga gugur dalam melaksanakan tugasnya. Hal itu menambah duka bagi dirinya dan para tenaga medis lainnya.

"Sudah mulai banyak kasus-kasus yang terjadi dengan kita. Beberapa teman ada yang dirawat. Teman-teman yang tertular dari pasien. Ada yang tertular karena mungkin ketidakjujuran (pasien). Bulan ini kita penuh duka, angka positif dari teman-teman kita semakin banyak, yang meninggal juga," ungkap Nurdiansyah di BNPB, Jakarta, Minggu (19/4/2020).

Nurdiansyah juga menceritakan pengalamannya dan rekan-rekannya tentang stigma negatif tenaga medis. Stigma itu mulai dari diusir di lingkungan tinggal hingga anggota keluarga diasingkan dan dikucilkan oleh tetangga.

"Stigma yang negatif tentang perawat Corona Covid-19 mulai dari diusir dari rumah kontrakan, kemudian anak dari perawat juga diasingkan dengan anak tetangganya," kata Nurdiansyah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Lakukan Pencegahan

Petugas medis menyiapkan ruang isolasi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Meutia, Aceh Utara, Aceh, Selasa (3/3/2020). RSUD Cut Mutia di Aceh Utara RSU Dr Zainoel Abidin di Banda Aceh merupakan rumah sakit rujukan bagi perawatan pasien terinfeksi virus Corona (Covid 19). (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Oleh karena itu, Nurdiansyah berharap kepada semua pihak, baik itu pemerintah maupun masyarakat untuk melakukan pencegahan penyebaran virus Corona Covid-19.

Dia menilai, satu-satunya upaya melawan Covid-19 adalah dengan pencegahan. Garda terdepan untuk pencegahan yakni masyarakat.

"Mari sama-sama kita lakukan pencegahan. Dalam hal ini garda terdepan adalah masyarakat," ucap pria yang biasa bekerja untuk pasien HIV/AIDS itu.

Di sisi lain, Nudiansyah juga memberikan apresiasi kepada pemerintah karena telah memberikan fasilitas bagi tenaga medis berupa tempat tinggal untuk transit dan istirahat.

"Alhamdulillah pemerintah sudah memberikan penginapan sebagai transit dan tempat untuk beristirahat," pungkas Nurdiansyah.

 

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber : Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya