5 Alasan Vaksin Virus Corona Covid-19 Belum Ditemukan

Banyaknya orang di dunia yang terinfeksi membuat vaksin virus Corona Covid-19 dinanti-nanti.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2020, 06:30 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Kasus virus Corona Covid-19 kini telah menyentuh angka hingga hampir 2 juta orang di seluruh dunia. Hal ini seperti dilansir dari Johns Hopkins.

Banyaknya orang di dunia yang terinfeksi membuat vaksin virus Corona Covid-19 dinanti-nanti.

Apalagi, tak sedikit angka kematian yang disebabkan oleh virus yang pertama kali muncul di Kota Wuhan, China tersebut.

Telah diketahui sebelumnya bahwa untuk memperoleh vaksin virus corona Covid-19 ini tidak membutuhkan waktu yang singkat.

Salah satu alasan lamanya vaksin corona Covid-19 adalah karena ada dua jenis virus di dunia. Dan Corona merupakan jenis virus yang tergolong RNA.

Berikut beberapa alasan mengapa butuh waktu lama untuk menemukan vaksin virus Corona Covid-19:

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Ada 2 Jenis Virus

Ilustrasi Virus Corona. (Bola.com/Pixabay)

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia Syahrizal Syarif memaparkan, ada dua jenis virus, yakni RNA (ribonucleic acid) dan DNA (deoxyribonucleic acid).

Sementara corona Covid-19 merupakan jenis virus yang tergolong RNA. Virus berjenis RNA memiliki satu rantai sehingga cenderung lebih mudah dan cepat untuk berubah, bermutasi, dan berkembang.

Maka dari itu, pembuatan vaksin akan lebih sulit dan membutuhkan waktu yang cukup lama lantaran corona mampu bermutasi dengan cepat dibanding virus yang berjenis DNA dengan dua rantai.

 


Kolaborasi Banyak Pihak

Ilustraasi foto Liputan 6

Virus berjenis RNA pada dasarnya berasal dari hewan yang kemudian dapat menular dan bermutasi ke manusia.

Lain halnya dengan virus berjenis DNA yang berasal dari manusia dan memiliki kecepatan mutasi relatif stabil sehingga lebih mudah dan cepat untuk menemukan vaksinnya.

Oleh karena itu, untuk menemukan vaksin, membutuhkan kolaborasi dari berbagai sektor dan pihak terkait. Hal ini guna mempercepat realisasi penelitian serta penemuan vaksin.

Kolaborasi antarpihak yang terkait ini tentu akan mempengaruhi intensitas dan kualitas dari penelitian yang akan dilakukan guna memperoleh vaksin virus Corona.

Oleh dari itu, semakin cepat dan baik kolaborasi dari berbagai pihak, maka akan semakin cepat pula penelitian dan penemuan vaksin dimulai.

Dilansir dari Healthline, para ahli menuturkan bahwasanya secara teknis, penemuan virus Corona Covid-19 ini dapat dilakukan. Namun, vaksin mungkin saja belum dapat ditemukan dalam waktu yang tepat untuk mengatasinya di seluruh dunia.

Meski begitu, seluruh ahli dan peneliti sedang bekerja keras untuk berusaha menemukan karakteristik virus secara detail hingga penemuan vaksinnya.

 


Miliki Konsekuensi

Gambar ilustrasi Virus Corona COVID-19 ini diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Centers For Desease Control And Prevention (CDC). (AFP)

Inovio Pharmaceuticals Inc. dan Moderna Inc. menuturkan bahwa percobaan vaksin pertama akan dilakukan pada beberapa binatang dalam kurun waktu kurang dari satu bulan.

Di sisi lain, University of Queensland, Australia berencana akan mengujicoba vaksin pada manusia dalam waktu 16 minggu.

Pengembangan vaksin dilakukan dengan teknologi melalui pengamatan RNA dan DNA yang spesifik dan mirip dengan virus Corona.

Metode ini menggunakan protein yang melekat pada tubuh virus untuk diberikan tindakan. Metode ini diklaim tidak dapat menyebabkan gangguan karena protein hanyalah bagian kecil dari tubuh virus.

Pengembangan vaksin dengan metode yang lain tentu juga akan membutuhkan sampel virus Corona yang sesungguhnya.

Dengan konsekuensi risiko penularan pada peneliti dan para ahli yang bekerja, maka penemuan vaksin ini membutuhkan komitmen yang kuat dari berbagai pihak.

Sebab, Healthline menuturkan bahwa hingga kini karakteristik dan cara penularan virus corona masih diteliti.

 


Berbeda dengan SARS

Gambar ilustrasi ini dengan izin dari National Institutes of Health pada 27 Februari 2020. Menunjukkan mikroskopis elektron transmisi SARS-CoV-2 juga dikenal sebagai 2019-nCoV, virus yang menyebabkan Corona COVID-19. (AFP/National Institutes of Health).

Selama wabah virus SARS yang terjadi pada 2002 hingga 2003 silam, peneliti membutuhkan waktu hingga 20 bulan untuk menemukan vaksin yang siap untuk diujicobakan pada manusia.

Pengembangan vaksin juga dilakukan dengan tetap menekan laju penyebaran virus SARS melalui isolasi yang dilakukan pada orang yang terinfeksi. Identifikasi terhadap orang yang diduga terinfeksi juga dilakukan.

Berbeda dengan SARS, cara penyebaran Corona Covid-19 dapat terjadi melalui banyak faktor. Beberapa di antaranya hingga kini masih belum diketahui secara pasti.

 


Penemuan Vaksin untuk Virus Serupa

Gambar mikroskop elektron pemindaian ini menunjukkan SARS-CoV-2 (kuning) di antara sel manusia (merah muda). Virus ini diisolasi dari seorang pasien di AS (Warna telah ditambahkan ke gambar untuk lebih menunjukkan virus dan lingkungann (Source: NIAID-RML)

Kendati belum ditemukan vaksin untuk virus corona Covid-19 yang memiliki karakteristik sedikit berbeda dengan SARS dan MERS, namun peneliti dan para ahli mengungkapkan perlunya pengembangan vaksin untuk virus serupa.

Sebab, penemuan vaksin untuk virus serupa membutuhkan waktu yang tidak singkat yakni hingga berpuluh-puluh tahun kemudian.

Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengamati gejala influenza di seluruh dunia. Meskipun berbeda dengan influenza biasa, namun pengembangan vaksin bagi virus serupa dapat dilakukan.

Hal ini diklaim sebagai tindakan pencegahan apabila terjadi wabah di seluruh dunia dengan gejala serupa influenza di masa depan.

 

Reporter : Mutia Anggraini

Sumber : Merdeka

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya