Liputan6.com, Yogyakarta: Bingung dengan tumpukan baju Anda? Jangan khawatir. Sejumlah mahasiswa Universitas Gajah Mada (UGM) berhasil membuat sebuah alat sederhana untuk melipat baju dengan cepat, rapi, dan berseni. Berkat kreasinya tersebut, mereka berhasil lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional ke-25.
Jika biasanya untuk melipat baju diperlukan tak kurang dari setengah menit, dengan alat ini cukup 11 detik. Cara kerja alat yang diberi nama terapsi ini sangat sederhana. Baju dimasukkan dalam alat berupa bentangan kardus. Bentangan kardus dilipat sesuai arah yang dianjurkan. Dalam sekejap, baju sudah rapi.
Selain untuk melipat baju, alat ini bisa dimanfaatkan sebagai alas menyetrika. Meski sederhana hasil kerja keras mahasiswa ini ternyata berbuah hasil yang memuaskan. Selain lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa ke-25 awal Juli lalu, mereka juga sudah bisa memetik keuntungan ekonomi dari hasil karyanya tersebut.
Dijual dengan harga Rp 25 ribu per unit, hasil kreasi mereka ini telah merambah pasar berbagai daerah di Indonesia. Alat ini dibuat dengan bahan karton duplex berukuran 60 x 80 cm. Karena dianggap mudah, untuk pembuatan alat pelipat sederhana ini para mahasiswa menggandeng sekitar 20 anak panti asuhan.(JUM)
Jika biasanya untuk melipat baju diperlukan tak kurang dari setengah menit, dengan alat ini cukup 11 detik. Cara kerja alat yang diberi nama terapsi ini sangat sederhana. Baju dimasukkan dalam alat berupa bentangan kardus. Bentangan kardus dilipat sesuai arah yang dianjurkan. Dalam sekejap, baju sudah rapi.
Selain untuk melipat baju, alat ini bisa dimanfaatkan sebagai alas menyetrika. Meski sederhana hasil kerja keras mahasiswa ini ternyata berbuah hasil yang memuaskan. Selain lolos dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa ke-25 awal Juli lalu, mereka juga sudah bisa memetik keuntungan ekonomi dari hasil karyanya tersebut.
Dijual dengan harga Rp 25 ribu per unit, hasil kreasi mereka ini telah merambah pasar berbagai daerah di Indonesia. Alat ini dibuat dengan bahan karton duplex berukuran 60 x 80 cm. Karena dianggap mudah, untuk pembuatan alat pelipat sederhana ini para mahasiswa menggandeng sekitar 20 anak panti asuhan.(JUM)
