Tanggapan Ketua Rumpun Kuratif COVID-19 Terkait Obat Corona Ningsih Tinampi

Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan COVID-19 Jawa Timur, Joni Wahyudi angkat bicara terkait Ningsih Tinampi klaim temukan obat Corona.

oleh Dian Kurniawan diperbarui 21 Apr 2020, 09:02 WIB
Konferensi pers perkembangan kasus virus corona baru yang memicu COVID-19 di Gedung Grahadi, Selasa (21/4/2020) (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Surabaya - Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur, Joni Wahyuhadi menuturkan, proses untuk menemukan suatu obat adalah melalui pendekatan ilmiah dan nonilmiah.

Pernyataan tersebut disampaikan untuk menjawab pertanyaan mengenai klaim ahli pengobatan alternatif Ningsih Tinampi yang mengaku menemukan obat Corona COVID-19 dan dibanderol dengan harga Rp 35 ribu. 

"Penemuan itu harus melalui fase-fase dan saking panjangnya kadang-kadang kita tidak sabar, tapi kalau yang non ilmiah kadang ada efek sampingnya," ucap Joni di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin malam, 20 April 2020.

Joni mengungkapkan, pihaknya tetap berpandangan menemukan suatu obat harus memenuhi syarat-syarat tertentu, dengan teori yang bagus dan dilakukan percobaan terlebih dahulu di laboratorium, percobaan di binatang, baru clinical trial atau uji klinis. "Memang cukup panjang fase nya," lanjutnya.

Lebih lanjut, ketika ada pandemi COVID-19 di seluruh dunia, pasien tersebut akan sembuh sendiri karena sifatnya self-limiting disease.

"Yang jadi masalah adalah ketika menyerang orang yang berisiko, usia tua, sistem imun lemah, dan orang dengan promorbid mulai diabetes, obesitas, paru kronis," ucap Joni. 

"Karena sifatnya yang sembuh sendiri, terus ada orang yang memberikan sesuatu, lalu kebetulan sembuh, dan dianggap sembuh karena itu," lanjutnya.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Ada SOP untuk Penanganan COVID-19

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Pada kesempatan yang sama, Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengatakan saat ini banyak pihak yang menawarkan obat-obatan serupa.

"Tapi kita juga punya standar untuk membuat suatu produk, kemudian komposisinya, izin edar nya dan seterusnya. Itu akan tetap menjadi SOP penanganan baik Covid-19 maupun pengobatan yang lain," ujar Khofifah.

Sebelumnya, Ningsih Tinampi lewat layanan video pada 9 April 2020 menampilkan video berjudul obat Corona made in Pandaan. Pada video berdurasi 6 menit tiga detik itu, Ningsih Tinampih mengenalkan obat corona. Video tersebut pun sudah ditonton 241.701 dengan banjir komentar yang mencapai 6.243 komentar hingga artikel ini dibuat.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya