Jelang Ramadan, Pemerintah Harus Jaga Harga 5 Komoditas Pangan Ini

Memasuki bulan Ramadan sampai Idul Fitri konsumsi bahan pangan mulai naik dan puncaknya seminggu sebelum Lebaran.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Apr 2020, 12:13 WIB
Aktivitas jual beli di pasar Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis (6/2/2020). Harga cabai dan bawang putih mengalami kenaikan hingga mencapai dua kali lipat akibat musim hujan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (HIPPI) DKI Jakarta Sarman Simanjorang, mengatakan bahwa memasuki bulan Ramadan ada lima komoditi bahan pangan yang perlu diawasi harganya. Kelima komoditas tersebut adalah gula, bawang merah dan bombai, daging, minyak goreng dan beras.

“Minggu ini tak terasa akan memasuki bulan Ramadan, dimana konsumsi dan kebutuhan pokok masyarakat akan mulai meningkat sampai dengan Idul Fitri 1441 Hijriah yang jatuh sekitar pada tanggal 24 Mei 2020,” kata Sarman kepada liputan6.com, Selasa (21/4/2020).

Ia mengatakan, meskipun pemerintah melalui Menteri Perdagangan dan Menteri Pertanian telah memberikan beberapa kali pernyataan, bahwa ketersediaan berbagai komoditi pokok pangan menjelang Ramadan dan Hari raya Idul Fitri 2020 disampaikan aman dan cukup.

“Hal itu memang sesuatu yang kita harapkan terlebih dalan situasi seperti ini masyarakat kita jangan lagi dibebani dengan isu harga pokok pangan yang bergejolak akibat dari stok yang kurang dan jalur distribusi yang tersendat,” ujarnya.

Kendati begitu, perlu untuk melakukan pengecekan akan ketersediaan stok pokok pangan, khususnya yang berpotensi bergejolak akibat dari permintaan yang tinggi. Setidaknya ada lima komoditi yang perlu diwaspadai seperti, gula,bawang merah dan bombai, daging, minyak goreng dan beras.

“Saat ini memang hannya gula dan bawang merah dan bombai yang harganya masih sedikit tinggi yang lain relatif masih normal,” katanya.

Lanjut Sarman, harga saat ini sedang alami perubahan naik-turun, namun pihaknya menyoroti komoditi-komoditi berikut, seperti gula di beberapa pasar masih di harga Rp 20.000 normalnya Rp 12.500, lalu Bawang Merah masih di harga Rp 45.000 normalnya Rp 30.000 dan bawang bombai diharga Rp 50.000 normalnya Rp 35.000.

“Memasuki bulan Ramadan sampai Idul Fitri konsumsi mulai naik dan puncaknya seminggu sebelum lebaran, pemerintah perlu mewaspadai stok ketersediaan beberapa pokok pangan diatas termasuk dari sisi kelancaran logistik atau jalur distribusinya,”ujarnya.

 


PSBB

Pedagang menjajakan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, Selasa (2/4/2019). Sejumlah pedagang di Pasar Induk Kramat Jati mengaku harga bawang merah dan bawang putih relatif stabil, meskipun terjadi kenaikan harga di beberapa daerah. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Hal ini di ingatkan karena saat diberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) se-Jabodetabek seluruh pemerintah daerah melakukan pembelanjaan komoditi sembako dalam jumlah besar, untuk disalurkan ke warga yang terkena dampak covid-19.

Dia menyebut DKI Jakarta misalnya, setiap minggu menyalurkan paket sembako mencapai 1.2 juta paket dan akan di ikuti dan 8 Kabupaten/kota lainnya. Ini perlu dihitung secara cermat oleh pemerintah karena pada saat bersamaan belanja masyarakat se-Jabodetabek yang tidak mendapat bantuan sembako juga akan mulai naik.

“Artinya belanja kebutuhan pemerintah dan kebutuhan masyarakat harus di pastikan kelancaran pasokan dan kelancaran logistiknya, sehingga dapat menjaga psikologi pasar untuk tetap positif dan harga tidak bergejolak,” katanya.

Mengingat pasokan berbagai kebutuhan pokok pangan di Jakarta dan sekitarnya 98 persen berasal dari luar Jakarta dan import. Maka dari itu semakin dekatnya bulan Ramadan dan Idul Fitri, ia menegaskan pemerintah harus benar benar memastikan bahwa berapapun kebutuhan pasar akan aman dari sisi pasokan,stok dan jalur distribusinya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya