Liputan6.com, Jakarta Pandemi virus Corona Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia. Krisis ini juga telah mempengaruhi seluruh sendi kehidupan termasuk, sepak bola.
Terhentinya kompetisi telah membuat roda bisnis olahraga sebelas lawan sebelas itu sangat terganggu. Akibatnya, tanpa pemasukan yang pasti, klub-klub mulai dilanda krisis keuangan. Sebagian bahkan harus memotong gaji pemainnya demi menyelamatkan keuangan klub.
Advertisement
Namun di tengah situasi seperti ini, FIFA memberi kabar baik kepada sepak bola putri di dunia. Ya, menurut laporan Guardian, pandemi virus Corona Covid-19 tidak akan mengubah investasi yang telah disiapkan otoritas sepak bola dunia itu dalam pengembangan tim putri untuk masa 2019 hingga 2022.
Tidak tanggung-tanggung. Jumlahnya mencapai 804 juta poundsterling atau setara Rp 15,5 Triliiun. Bantuan ini akan disalurkan lewat berbagai sektor untuk mengembangkan sepak bola putri di dunia.
"Kami bisa memastikan bahwa bantuan itu sudah menjadi komitmen FIFA dan tidak akan terpengaruh oleh krisis Covid-19 saat ini," ujar juru bicara FIFA kepada Guardian.
"Pendanaan ini akan diinvestasikan ke berbagai bidang dalam sepak bola wanita termasuk kompetisi, pengembangan kapasitas, program pengembangan, pemerintahan dan kepemimpinan, profesionalisasi dan program teknis," juru bicara FIFA menambahkan.
Khawatir Eksistensi Terancam
Sebelumnya, Asosiasi Pemain Sepak Bola Profesional (Fifpro) menyebut eksistensi sepak bola putri terancam akibat virus Corona. Untuk itu, mereka berharap para stake holder bertemu dan bicara untuk membangun fondasi yang lebih kuat.
"Tanpa adanya komitmen dan bantuan untuk kompetisi, klub, dan pemain, dampak ekonomi karena Corona bakal mengancam olahraga ini," tulis laporan Fifpro, dilansir Guardian.
Sekretaris Jendral Fifpro, Jonas Baer-Hoffmann, menduga investasi dalam sepak bola putri berpotensi terhenti atau berkurang akibat pandemi virus Corona.
Dia menyanyangkan hal ini karena sepak bola putri tengah mendapat perhatian luar biasa menyusul gelaran Piala Dunia 2019.
"Sepak bola putri berada pada tren naik, tapi masih sangat rawan. Kami melihat ada sejumlah program yang bakal terhenti atau tidak mendapat perhatian besar seperti sebelumnya karena kondisi saat ini," ungkap Baer-Hoffmann.
Advertisement
FIFA Tegaskan Komitmennya
Mengenai kekhawatiran ini, FIFA kembali menegaskan akan komitmen mereka dalam membantu seluruh pihak yang terdampak Covid-19. Tidak putra yang memang lebih populer, FIFA juga memberi perhatian kepada para pengelola sepak bola putri.
"Kami bisa memastikan kalau sepak bola putri benar-benar jadi pertimbangan sebagai bagian dalam proses ini yang bertujuan untuk memahami berbagai kebutuhan dan dampak yang dirasakan para stake holder sepakbola putri," ujar juru bicara FIFA.
"...Sebagai bagian dari diskusi ini, FIFA melakukan kontak erat dengan para pemangku kepentingan sepakbola wanita utama melalui Gugus Tugas Sepakbola Wanita Profesional dan sub kelompok kerja mengenai dampak Covid-19," ujar juru bicara FIFA.
Sikap FIFA ini tentu saja menjadi angin segar bagi negara-negara anggota yang tengah mengembangkan sepak bola putri, termasuk Indonesia. Seperti negara-negara lain, kiprah tim-tim sepak bola putri di Tanah Air masih kalah populer dibanding dengan tim putra.