Saat Pasar Saham Dunia Anjlok, Ini yang Justru Dilakukan Investor Super Kaya

Pasar saham dunia bergejolak dalam beberapa waktu terakhir terimbas Corona.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 21 Apr 2020, 21:02 WIB
Ilustrasi pasar saham.

Liputan6.com, Jakarta Investor miliarder, yang merupakan pembeli dan penjual saham terbesar justru menunjukkan jika fluktuasi hingga kejatuhan pasar saham, akibat pandemi Covid-19 menjadi peluang bagi mereka yang memiliki uang tunai.

Seperti diketahui, pasar saham dunia bergejolak imbas Corona dalam beberapa waktu terakhir, utamanya akhir maret hingga April.

Menurut survei perusahaan riset kekayaan Spectrem Group, melansir dari laman CNBC, Selasa (21/4/2020), investor yang memiliki setidaknya USD 15 juta aset yang dapat diinvestasikan, empat atau lima kali lebih mungkin membeli dan menjual saham.

Sebanyak 37 persen investor kaya memutuskan membeli saham saat pasar saham masuk periode terendah, dalam 3 pekan di Maret. Ini termasuk saat pasar anjlok parah pada 23 Maret 2020. Sementara hampir setengah atau sekitar 48 persen memutuskan menjual saham selama periode yang sama.

Sebagai perbandingan, hanya 7 persen dari investor yang masuk kategori kurang kaya-mereka yang hanya memiliki aset yang dapat diinvestasikan sebesar USD 100 ribu hingga USD 500 ribu- memutuskan untuk membeli saham selama periode tersebut. Kemudian hanya 9 persen yang menjual saham, sementara 80 persen tidak melakukan aksi apapun.

 


Pelajaran Investasi

lustrasi Investasi Penanaman Uang atau Modal (iStockphoto)

Dalam perdagangan pasar, aksi pembelian oleh orang kaya menjadi salah satu pelajaran investasi terbesar dari krisis 2009.

Saat banyak investor individu menjual saham pada 2008 dan awal 2009, karena tidak bisa lagi menanggung kerugian, investor terkaya justru melakukan perdagangan lebih aktif. Mereka terus membeli hingga pertengahan 2009 saat ada stimulus moneter dan fiskal.

Akibatnya, investor kaya yang mempertahankan atau meningkatkan eksposur investasi pada saham mampu memulihkan kekayaan mereka jauh lebih cepat daripada yang memutuskan meninggalkan pasar.

“Mirip dengan tindakan investasi yang diambil selama krisis ekonomi, investor terkaya melihat volatilitas pasar saat ini sebagai peluang untuk mengambil keuntungan dari tingkat pasar yang lebih rendah untuk membeli ekuitas,” kata Presiden Spectrem, George Walper.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya