Pemerintah Siapkan Stimulus Bagi Petani Pascapanen Raya

Petani diharapkan bisa mendapatkan semacam insentif untuk melakukan tanam di musim pascapanen raya.

oleh Pipit Ika Ramadhani Diperbarui 21 Apr 2020, 17:20 WIB
Petani menyelamatkan tanaman padinya dari kegagalan panen akibat musim kemarau di Ridogalih, Cibarusah, Bekasi, Minggu (7/7/2019). Ratusan hektare sawah gagal panen di wilayah Bekasi hingga membuat para petani merugi sampai miliaran rupiah. (merdeka.com/Arie Basuki)
Petani menyelamatkan tanaman padinya dari kegagalan panen akibat musim kemarau di Ridogalih, Cibarusah, Bekasi, Minggu (7/7/2019). Ratusan hektare sawah gagal panen di wilayah Bekasi hingga membuat para petani merugi sampai miliaran rupiah. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, pastikan pemerintah terus memantau dan menjamin stok dan ketersediaan, pasokan, distribusi, serta stabilitas harga.

“Secara keseluruhan bahan pangan pokok kita relatif tersedia. Presiden RI dalam rapat tadi juga memberi arahan untuk mengamankan cadangan beras pemerintah,” ujar Menko Airlangga usai ratas, Selasa (21/4/2020).

Airlangga menjelaskan, stok beras relatif mencukupi untuk kebutuhan selama ramadan dan lebaran. Sebab, 3 bulan ke depan akan ada panen raya.

Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian juga mengawasi 168 ribu rice mill yang tentunya diharapkan bisa diserap oleh Bulog maupun para distributor.

Selain itu, pemerintah juga tengah menyiapkan stimulus untuk para petani. Nantinya, petani diharapkan bisa mendapatkan semacam insentif untuk melakukan tanam di musim pascapanen raya.

Airlangga juga menyinggung kebijakan sektor pangan lainnya yang tengah disiapkan pemerintah, termasuk memperbaiki infrastruktur pertanian terutama terkait dengan pipanisasi, drainase, irigasi, dan pengembangan lebih banyak lagi embung untuk memanfaatkan curah hujan yang ada.


Mentan Sebut Neraca 11 Pangan Surplus, Panen Raya Dimulai April Ini

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo di acara peringatan Hari Kopi Nasional yang dihelat di Auditorium Gedung F Kementerian Pertanian, Rabu (11/3/2020). (Dok Kementan)

Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa neraca terhadap 11 komoditas pangan dalam keadaan surplus atau memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia, terutama di tengah masa pandemi COVID-19.

"Kalau dilihat ketersediaan kita, neraca kita khususnya protein daging, termasuk daging sapi, kerbau, ayam serta telur semua surplus. Saya melihat bahwa 11 pangan dasar pun surplus," kata Mentan, seperti mengutip Antara, Selasa (14/4/2020).

Sebelumnya saat melakukan konferensi virtual dengan petani di sejumlah kabupaten di Indonesia, Mentan Syahrul menyaksikan ada 332 titik yang menggambarkan kabupaten yang sedang panen padi dan jagung.

Lokasinya antara lain di Serdang Bedagai, Banyuasin, Bengkulu Selatan, Rejang Lebong, Cianjur, Balangan, Barru, Banggai, Konawe Selatan, Sumbawa Barat, Dompu dan Nagekeo.

Kementan memperkirakan puncak panen raya akan berlangsung pada April seluas 1,73 juta hektare dengan produksi 5,27 juta ton setara beras.

Kemudian berlanjut pada Mei dengan luas panen sekitar 1,38 juta ha atau setara produksi 3,81 juta ton beras. Luas panen Mei ini masih lebih tinggi dari Maret lalu.

 


Pasokan Pangan

Bangunan air seperti embung dan dam parit akan bermanfaat meskipun debit air kecil, air masih bisa dialirkan ke sawah-sawah petani.

Berdasarkan data Kementerian Pertanian, perkiraan pasokan ketersediaan pangan strategis nasional untuk maret hingga Agustus 2020, yakni untuk beras tersedia 25,6 juta ton dari kebutuhan 15 juta ton.

Sementara itu, jagung ketersediaan sebanyak 13,7 juta ton dari keburuhan 9,1 juta ton; bawang merah tersedia 1,06 juta ton dari kebutuhan 701.482 ton; cabai besar tersedia 657.467 ton dari kebutuhan 551.261 ton.

Daging kerbau/sapi tersedia 517.872 ton (290.000 ton di antaranya berasal dari impor) dari kebutuhan 376.035 ton; daging ayam ras 2 juta ton dari kebutuhan 1,7 juta ton dan minyak goreng 23,4 juta ton dari kebutuhan 4,4 juta ton.

"Ketersediaan kita cukup. Mudah-mudahan tidak ada kepanikan, trader (pedagang) yang panik, atau pengusaha yg menimbun. Kalau semua berjalan normal, neraca kita cukup seluruh Indonesia," kata Mentan Syahrul.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan jajaran menterinya untuk me cermati peringatan Badan Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) tentang potensi kelangkaan atau bahkan krisis pangan dunia akibat situasi pandemi virus corona baru (COVID-19).

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya