Corona Covid-19 Hantam Indonesia, Ekspor Otomotif Naik Tipis Sepanjang Maret 2020

Tercatat, pada periode Januari sampai 15 April 2020, telah melakukan pengapalan kendaraan roda empat secara CBU sebanyak 87.879 unit

oleh Arief Aszhari diperbarui 22 Apr 2020, 07:00 WIB
Mobil siap ekspor terparkir di PT Indonesia Kendaraan Terminal, Jakarta, Rabu (27/3). Pemerintah berencana memacu ekspor industri otomotif dengan harmonisasi skema PPnBM, yaitu tidak lagi dihitung dari kapasitas mesin, tapi pada emisi yang dikeluarkan kendaraan bermotor. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Liputan6.com, Jakarta - Pandemi virus Corona atau Covid-19 yang terjadi di Indonesia, diprediksi bakal memukul berbagai industri Tanah Air. Namun, di tengah kondisi yang cukup saat ini, ternyata masih banyak sektor yang masing menggeliat, dan salah satunya otomotif.

Berdasarkan data dari Kementerian Perindustrian, meskipun penjualan di pasar domestik melambat karena pandemi, namun ekspor kendaraan dari Indonesia masih cukup baik. Tercatat, pada periode Januari sampai 15 April 2020, telah melakukan pengapalan kendaraan roda empat secara CBU sebanyak 87.879 unit. Sedangkan untuk ekspor kendaraan roda dua, mencapai 215.347 unit.

Peningkatan ekspor produk otomotif ini juga sesuai dengan data PT Indonesia Kendaraan Terminal (IPC) Tbk, yang menunjukkan jumlah bongkar muat kendaraan CBU mencapai 29.622 unit pada Maret 2020, meningkat 18,40 persen dibandingkan Maret 2019 sekitar 25.019 unit.

"Selain itu, industri otomotif kita melakukan ekspor komponen untuk kendaraan roda empat, hingga April 2020 telah menembus 11.099.550 pieces. Bahkan, perusahaan-perusahaan komponen pesawat, kereta api, dan alat berat, juga masih aktif melakukan ekspor," tutur Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, di jakarta, Selasa (21/4/2020).

Menteri AGK optimistis, Indonesia akan menjadi salah satu dari negara yang diprediksi mengalami recovery lebih cepat dan mencatatkan pertumbuhan ekonomi positif pascapandemi Covid-19. "Ini merupakan sebuah optimisme yang harus kita jaga," tegasnya.


Laporan IMF

Hal itu berdasarkan laporan International Monetary Fund (IMF), yang menyatakan Indonesia merupakan satu dari tiga negara di dunia yang diprediksi pertumbuhan ekonominya tetap positif pada tahun 2020, meski diterjang pandemi Covid-19. Dua negara lainnya, adalah China dan India. Karena itu, momentum tersebut bisa menjadi modal bagi sektor industri Tanah Air untuk bersama-sama bangkit.

"Kita masih punya modal yang kuat. Artinya, kemungkinan kita bisa rebound cukup besar. Apalagi kita lihat bahwa kompetensi bangsa kita juga cukup besar. Jadi sesungguhnya, apa yang akan terjadi dalam sektor manufaktur nanti setelah Covid-19 sangat tergantung dengan apa yang kita lakukan sekarang," pungkasnya.

 


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya