Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina (Persero) meningkatkan optimalisasi di berbagai aspek untuk menjaga produksi hulu minyak dan gas (migas) pada 2020 agar tetap normal di tengah pandemi virus corona (Covid-19) serta anjloknya harga minyak mentah dunia.
Direktur Hulu Pertamina Dharmawan H Samsu menjelaskan, pihaknya terus memantau perkembangan situasi global sambil terus menjalankan rencana untuk tetap berupaya mengejar target produksi hulu migas.
Advertisement
Dia pun tak memungkiri bahwa kondisi saat ini telah mengakibatkan berbagai konsekuensi secara operasional maupun finansial, seperti terganggunya mobilitas dan jadwal pergantian pekerja lapangan, terhambatnya logistik dan interaksi dengan para stakeholder, serta kemungkinan menurunnya pendapatan dari sektor hulu.
"Apresiasi yang luar biasa kepada seluruh pekerja hulu Pertamina yang telah berkomitmen penuh mencari solusi dan menjalankannya dengan baik sehingga operasional terus berjalan," ujar Dharmawan dalam pesan tertulis, Selasa (21/4/2020).
Dharmawan menuturkan, prioritas sektor hulu Pertamina saat ini merupakan optimalisasi dan efektivitas biaya sembari merencanakan ulang anggaran dan kegiatan di hulu migas.
Untuk mendukung langkah tersebut, Pertamina mendorong seluruh anak perusahaan hulu meningkatkan sikap cost awareness dan cost consciousness pada semua lini aktivitas operasional.
"Kepada seluruh anak perusahaan hulu diharapkan dapat melakukan optimalisasi aset atau fasilitas yang ada, baik di internal maupun antara anak perusahaan melalui sharing facility, sehingga diharapkan dapat meminimalkan pengadaan baru," imbuhnya.
Rencana Kerja
Peninjauan kembali seluruh rencana kerja pun harus dilakukan untuk dapat menjaga keekonomian proyek hulu migas saat ini. Secara operasional, aktivitas pada sumur eksplorasi dan sumur eksploitasi akan diturunkan masing-masing sebesar 35 persen dan 25 persen.
Sedangkan aktivitas pada sumur yang memberikan kontribusi langsung pada produksi, termasuk kegiatan workover yang menjadi tulang punggung untuk mempertahankan level produksi sumur, akan dipertahankan sepanjang memberikan pertimbangan cost and benefit yang baik.
Diharapkan dengan langkah tersebut, biaya operasional sektor hulu Pertamina dapat diefektifkan dari USD 5,52 miliar menjadi USD 4,44 miliar, sedangkan biaya investasi dioptimalkan sebesar 24 persen dari USD 3,7 miliar menjadi USD 2,8 miliar.
"Kami harus beradaptasi dengan kondisi apapun, baik saat harga minyak mentah melonjak tinggi maupun menurun tajam. Dan untuk kondisi sekarang, kami pun optimis dapat melewati masa sulit ini dengan baik dan terus berupaya menjaga produksi hulu migas tahun ini tetap dapat tercapai diatas 894 MBOEPD," tutup Dharmawan.
Advertisement