Menelusuri Kasus Positif Corona COVID-19 di Temboro Magetan

Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengumumkan klaster baru orang-orang yang terjangkit COVID-19 dari pelajar Malaysia yang baru pulang dari sebuah pesantren di Temboro, Magetan, Jawa Timur.

oleh Erik diperbarui 29 Apr 2020, 21:33 WIB
Video conference Pemprov Jatim dengan Bupati Magetan di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Jawa Timur pada Senin, 20 April 2020 (Foto: Liputan6.com/Dian Kurniawan)

Liputan6.com, Jakarta - Temboro, salah satu desa di Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan menjadi klaster baru penyebaran virus corona jenis baru (Sars-CoV-2) atau virus COVID-19.

Desa yang berjarak kurang dari 12 km dari pusat Kota Magetan ini menjadi perbincangan hangat setelah 43 warga Malaysia positif virus corona COVID-19.

Mereka adalah santri, dinyatakan positif usai pulang dari Pondok Pesantren Alfatah, Temboro. Pemerintah Daerah pun bertindak cepat, Bupati Magetan, Suprawoto memutuskan untuk mengkarantina wilayah Temboro.

"Temboro kami nyatakan merah. Ada 120 kepala keluarga di sana. Jalan kita tutup untuk pemberlakuan physical distancing ketat. Tidak boleh orang keluar masuk. Semua kebutuhan kami cukupi," ujar Suprawoto melalui video conference dengan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa di Gedung Negara Grahadi Surabaya, Senin malam, 20 April 2020.

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) mengumumkan klaster baru orang-orang yang terjangkit COVID-19 dari pelajar Malaysia yang baru pulang dari sebuah pesantren di Temboro, Magetan, Jawa Timur.

"Sebuah klaster baru telah dideteksi di pintu masuk internasional, yaitu warga Malaysia yang pulang dari Indonesia melalui Lapangan Terbang Kuala Lumpur (KLIA) pada 16 April 2020," tutur  Dirjen Kesehatan KKM Dr Noor Hisham Abdullah di Kuala Lumpur.

"Masih terdapat beberapa kasus yang masih menunggu keputusan," katanya, Minggu 19 April 2020, mengutip Antara.

Dia mengatakan sebanyak 34  orang dari keseluruhan 43 kasus tersebut  telah dikarantina di  Negara Bagian Melaka dan sembilan orang di Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur dan Putrajaya.

"Ini menunjukkan bahwa tindakan pemerintah untuk mengambil langkah karantina dan menyaring semua warga Malaysia yang pulang dari luar negeri adalah tepat," ujar dia.

Pada kesempatan yang sama, KKM menyampaikan terdapat 95 orang yang telah pulih dan diizinkan pulang pada Minggu sehingga menjadikan jumlah kumulatif kasus yang telah pulih sepenuhnya dari COVID-19 adalah sebanyak 3.197  atau 59,32 persen dari jumlah keseluruhan kasus.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Koordinasi dengan Pemprov Jatim dan Malaysia

Petugas menunjukkan hasil tes cepat (rapid test) pendektesian COVID-19 kepada tenaga medis di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (25/3/2020). Pemeriksaan hanya diperuntukan bagi tenaga medis seluruh puskesmas, dan rumah sakit yang ada di Kota Bekasi. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov) Jatim dan Kedutaan Malaysia mengenai penanganan terhadap ratusan santri asal Malaysia yang masih bertahan di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan.

Pemkab Magetan pun segera menggelar “rapid test” atau tes cepat deteksi virus corona baru (Sars-CoV-2) yang menyebabkan COVID-19 kepada 227 santri Ponpes Al-Fatah asal Malaysia.

Bupati Magetan, Suprawoto menuturkan, rapid test tersebut dilakukan menyusul ada pemberitaan dari Otoritas Kesehatan Malaysia yang menyatakan 43 mahasiswa/santri Malaysia terkonfirmasi positif COVID-19 setelah pulang dari Ponpes Al-Fatah di Temboro Magetan.

"Saat ini masih ada 227 santri asal Malaysia yang bertahan di Ponpes Temboro. Yang bersangkutan saat ini memutuskan untuk tidak pulang (Malaysia). Dan terhadap mereka, kami segera melakukan rapid test," ujar Bupati Suprawoto di Magetan, Senin (20/4/2020) seperti dikutip dari Antara.

Pihaknya juga telah mengklarifikasi terkait pemberitaan 43 santri Malaysia positif COVID-19 setelah pulang dari Temboro. Klarifikasi dilakukan dengan memintai keterangan rekan perwakilan Kantor Berita Indonesia ANTARA di Kuala Lumpur yang menyatakan pemberitaan tersebut merupakan rilis resmi yang diterima dari Otoritas Kesehatan Malaysia.

Suprawoto juga berkoordinasi dengan pihak Pemprov Jatim dan Kedutaan Malaysia terkait penanganan ratusan santri Malaysia yang masih bertahan di Temboro.

"Hasil koordinasi saya dengan Kedutaan Malaysia, mereka mau memfasilitasi jika ratusan santrinya tersebut ingin pulang," tutur dia.

 

 


Pemprov Jatim Kirim Paket Rapid Test

Petugas medis mengambil sampel darah saat screening test virus corona COVID-19 di Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). Screening test pendeteksi dini tersebut dilakukan di 12 lokasi di Tangerang Selatan untuk menanggulangi COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, telah mengirimkan 1.000 alat rapid tes dan 2.000 paket masker bersama tim tracing gugus tugas Jawa Timur. Seluruh alat tersebut dikirim sesuai dengan permintaan Bupati Suprawoto. 

"Tenaga medis dan APD (Alat Pelindung Diri) di RSUD dr Soedono (Madiun) mencukupi untuk mensuport penanganan covid-19 di Temboro," kata Khofifah.

Meski demikian, Suprawoto menyatakan hanya ada satu warga Temboro yang positif terinfeksi corona. Penyebabnya belum bisa dipastikan apakah berkaitan dengan 43 santri asal Malaysia atau tidak.

Namun, hasil tracing yang pernah dilakukan, satu pasien positif di Magetan itu sempat berhubungan dengan 26 orang. Akan tetapi, hasil rapid tes terhadap 26 orang itu dinyatakan negatif. 

"Memang yang sakit ini tinggal di luar pondok, dan yang bersangkutan jarang berinteraksi dengan orang luar. Tetapi beliau ini punya pondokan santri yang di Temboro," ujar dia.


Santri Jalani Rapid Test

Deretan sampel darat saat screening test virus corona COVID-19 di Pasar Modern BSD, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (21/4/2020). Screening test pendeteksi dini tersebut dilakukan di 12 lokasi di Tangerang Selatan untuk menanggulangi COVID-19. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Mengutip Antara, para santri Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah di Desa Temboro, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan menjalani "rapid test" (tes cepat) deteksi virus corona jenis baru penyebab COVID-19 yang dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur bekerja sama degan pemkab setempat.

Kepala Posko Darurat Bencana Non-Alam COVID 19 Kabupaten Magetan Ari Budi Santosa menuturkan, Pemerintah Provinsi Jawa Timur menyiapkan sebanyak 1.000 alat tes cepat dalam kesempatan tersebut.

"Tes cepat ini diprioritaskan bagi 227 santri asal Malaysia yang masih berada di Ponpes Temboro. Sisanya diperuntukkan bagi santri atau ustadz yang teridentifikasi pernah kontak erat dengan santri asal Malaysia yang sudah pulang ke negaranya," ujar dia, Selasa, 21 April 2020.

Menurut dia tes cepat tersebut dilakukan menyusul adanya pemberitaan dari Kementerian Kesehatan Malaysia yang menyatakan 43 mahasiswa/santri Malaysia terkonfirmasi positif COVID-19 setelah pulang dari Ponpes Al-Fatah di Temboro Magetan. Ia mengatakan saat ini belum diketahui hasil dari tes cepat tersebut.

Namun, apabila ada santri yang positif, maka akan dilakukan tes "swab". "Sejak pagi tadi sudah berlangsung tesnya dan diperirakan selesai sampai malam hari karena jumlah santri yang dites banyak. Hasilnya belum diumumkan dan jika ada yang positif akan dilanjutkan ke tes selanjutnya," kata dia.

Selain melakukan tes cepat, tim Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Magetan dan Pemprov Jatim juga melakukan penyemprotan disinfektan dan membagi ribuan masker di lokasi pondok setempat.

Pemkab Magetan juga melacak terhadap para santri dan ustad di Pondok Pesantren Al-Fatah terkait keberadaan 43 santri ponpes setempat asal Malaysia yang dinyatakan positif COVID-19 setelah pulang dari ponpes tersebut. Pemkab akan melacak orang-orang yang pernah berinteraksi dengan puluhan santri atau mahasiswa dari Malaysia tersebut.

Oleh karena itu, pihaknya meminta keterbukaan para santri untuk memudahkan upaya pelacakan tersebut agar kasus penyebaran COVID-19 di Magetan dapat diketahui dan dikendalikan. Hingga kini Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemkab Magetan terus melakukan upaya untuk menyelidiki klaster atau penularan yang diinformasikan berasal dari Desa Temboro, Kecamatan Karas, Magetan, tersebut.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya