Liputan6.com, Jakarta Ramadan merupakan bulan paling suci dalam kalender Islam. Dalam kitab suci umat Islam, Al-Qur'an, Ramadan merupakan bagian dari kalender lunar (kalender yang diseuaikan dengan pergerakan bulan), sehingga tanggalnya setiap tahun berubah pada kalender Masehi (yang kita gunakan sehari-hari).
Tahun ini diperkirakan Ramadan dimulai pada tanggal 24 April di sebagian besar negara mayoritas Muslim. Namun pada sehari sebelumnya akan dilakukan rukyat (aktivitas mengamati visibilitas hilal) setelah matahari terbenam untuk mempermudah melihat ketinggian bulan.
Advertisement
Umat Muslim diperintahkan untuk berpuasa selama Ramadan sejak lebih dari 1.400 tahun yang lalu. Puasa adalah salah satu dari lima rukun Islam. Ada juga ayat dalam Al-Qur'an yang mengatur puasa bagi semua Muslim yang cukup dewasa dan sehat untuk melakukannya sepanjang hari.
Jadi Umat Muslim berpuasa sebagai ibadah, kesempatan untuk lebih dekat kepada Sang Pencipta, sekaligus menjadi ajang berbelas kasih kepada mereka yang membutuhkan. Puasa juga dianggap sebagai latihan menguji kesabaran dan menghentikan kebiasaan buruk.
Manfaat puasa pun beragam. Seperti dikutip Aljazeera, orang-orang Yunani kuno berpuasa untuk menyembuhkan diri. Sebagaimana beberapa ilmuwan saat ini yang juga merekomendasikan 'puasa yang dimodifikasi' untuk kesehatan mental dan fisik.
Kalau puasa yang dimodifikasi, yang sering disebut dengan puasa intermiten, dalam bentuk pantangan makan selama 12, 16 atau 24 jam pada suatu waktu tertentu. Ada juga yang berpuasa 5:2 untuk membatasi kalori yang masuk ke tubuh (hanya makan 500-600 kalori) selama 36 jam, dalam dua kali seminggu.
Sedangkan praktik puasa oleh umat muslim meliputi tidak makan dan minum, termasuk merokok, berhubungan seksual, serta menahan amarah dari fajar hingga matahari terbenam dengan tujuan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Pada bulan Ramadan, umat Islam bangun lebih awal untuk makan sebelum fajar yang disebut sahur, dan saat matahari terbenam mereka membatalkan puasa dengan makan yang disebut sebagai berbuka puasa.
Praktik ibadah lainnya seperti Salat, membaca Al-Qur'an dan beramal juga dianjurkan selama bulan suci Ramadan.
Manfaat lain puasa
Anjuran berpuasa kini tak hanya dilakukan oleh umat Muslim, karena diakui akan manfaatnya. "Misalnya, puasa dapat meningkatkan kualitas tidur dan menurunkan risiko beberapa kanker, misalnya kanker payudara, kata Michael Mosley, penulis buku yang merekomendasikan puasa intermiten 5:2," kepada Aljazeera.
Sedangkan menurut para ahli, membatasi asupan makanan di siang hari dapat membantu mencegah masalah kesehatan seperti kolersterol tinggi, penyakit jantung dan obesitas, serta meningkatkan kesehatan mental dan fisik.
Prinsipnya, saat perut kosong (tidak mengonsumsi apapun), tubuh lebih mudah berkonsentrasi untuk membuang racun, karena saat itu sistem pencernaan sedang beristirahat.
Ahli gizi Claire Mahy mengatakan, puasa memungkinkan usus untuk membersihkan dan memperkuat lapisannya. Ini juga dapat merangsang proses yang disebut auto-fagus, yaitu saat sel membersihkan diri dan menghilangkan partikel yang rusak dan berbahaya.
Para ilmuwan juga telah mempelajari hubungan antara diet, kesehatan usus, dan kesehatan mental. Dan seperti yang dijelaskan Mosley, puasa dapat melepaskan faktor neurotropik (brain-derived neurotrophic factor/BDNF) di otak. Fungsinya yaitu untuk melindungi sel-sel otak serta mengurangi depresi dan kecemasan, serta mencegah demensia.
Selain itu, kebanyakan orang sepakat, dengan berpuasa akan membantu mereka mengurangi lemak tubuh dan menambah massa otot.
Namun, setiap manfaat yang dirasa pasti ada saja risikonya. Sama halnya dengan puasa yang tidak semua orang bisa melakukannya. Misalnya mereka yang memiliki masalah kesehatan yang harus berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu jika ingin memutuskan untuk berpuasa. Itupun harus selalu dipantau oleh dokter untuk mencegah efek samping puasa (misal salah satunya yaitu turunnya kadar gula darah) bertambah parah.
"Puasa dapat menyebabkan kadar glukosa darah (BGL/Blood Glucose Level) rendah, yang mengakibatkan menurunnya konsentrasi dan mudah kelelahan," jelas ahli gizi terdaftar Nazmin Islam.
Namun manfaat puasa jauh lebih besar daripada risikonya. Bahkan berpuasa jangka panjang diakui mampu meningkatkan sistem pencernaan seseorang dan metabolisme tubuh lebih maksimal.
Advertisement