4 Tips Mengatur Keuangan saat Pandemi Virus Corona Covid-19

Sektor perekonomian yang paling terpukul akibat virus corona Covid-19. Di Indonesia, sektor perekonomian juga terganggu.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2020, 07:15 WIB
Gambar ilustrasi

Liputan6.com, Jakarta- Pandemi virus corona Covid-19 yang terjadi dihampir seluruh negara di dunia telah membuat repot dan memusingkan banyak orang. Dampak Virus Corona Covid-19 sangat luas menghantam berbagai sendi kehidupan.

Sektor perekonomian yang paling terpukul akibat virus corona Covid-19. Di Indonesia, sektor perekonomian juga terganggu. Para pelaku bisnis pun banyak yang merumahkan pekerjanya guna menekan biaya.

Data Kemenaker mencatat jumlah pekerja formal yang terkena PHK sebanyak 212.394, sedangkan yang dirumahkan dengan status digaji sebagian ataupun tidak digaji sama sekali telah mencapai 1.205.191 pekerja.

Kebijakan pemerintah untuk meminta kita tetap beraktivitas di rumah atau work from home yang sudah berjalan sebulan ini, tanpa sadar sudah mengganggu arus pemasukan dan pengeluaran kita. Bagi teman-teman yang mungkin diberhentikan atau dirumahkan oleh perusahaannya, mau tidak mau jadi kehilangan pemasukan bulanan.

Sedangkan yang masih mendapat gaji bulanan, tanpa sadar juga melakukan konsumsi yang tidak diperlukan bahkan melebihi jatah ‘jajan’ dari hari biasa.

Untuk menyiasati agar isi keuangan tetap sehat selama pandemi virus corona Covid-19, berikut beberapa tipsnya dari OY! Indonesia:


Proaktif

Sangat penting untuk menjadi pribadi yang proaktif. Seseorang harus rajin dalam mencari diskon untuk mengurangi pengeluaran atau bahkan membayar tagihan.

Anda bisa meluangkan waktu untuk mencari secara online penawaran dan diskon spesial, serta membandingkan harga. Hal-hal seperti pembayaran otomatis, bundling juga dapat menghemat banyak uang.

Dalam keadaan darurat, Anda dapat menggunakan kartu kredit dengan bijak. Tetapi pastikan tidak lupa bahwa setiap kali memakai kartu kredit, itu akan menjadi utang yang harus dibayar nanti. Maka selalu pastikan Anda memahami apa yang dihadapi sebelum melakukannya.


Pengeluaran prioritas

Memprioritaskan pengeluaran sangat penting. Tapi, ada perbedaan yang sangat besar antara keinginan dan kebutuhan. Misalnya, perumahan, makanan, utang, transportasi dan asuransi dapat menjadi hal sangat penting bagi kehidupan sehari-hari.

Hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat daftar. Tentukan apa yang paling penting, lalu putuskan hal yang perlu Anda dihilangkan, kurangi atau temukan solusi kreatif untuk pengeluaran opsional lainnya.


Jangan panik

Berpikirlah secara logis terkait masalah keuangan. Dengan adanya aturan jaga jarak sosial bisa sangat mendorong untuk melakukan aksi memborong belanjaan atau panic buying.

Banyak produk sudah dipesan dan diproduksi hingga enam bulan sebelumnya, yang berarti Anda memiliki stok yang sudah pasti akan ada gantinya di kemudian hari.

Jika membutuhkan sesuatu atau ingin memiliki sesuatu di rumah untuk berjaga-jaga, tidak apa-apa. Hal-hal seperti obat-obatan, stok makanan bisa disimpan selama satu atau dua minggu di rumah, tetapi ketahuilah bahwa barang-barang yang Anda butuhkan masih tersedia di toko.


Berhemat

Ilustrasi keuangan (Foto: Unsplash)

Selama work from home, kita masih perlu melakukan transaksi harian dan bulanan seperti pembelian barang kebutuhan sehari-hari via online, pembayaran internet yang jadi penting selama work from home, atau sekadar top-up ojek online untuk beli makanan kesukaan.

Terkadang kita masih belum sadar kalau transaksi sehari-hari bisa menimbulkan biaya ekstra disaat sebenarnya bisa banget untuk dihemat. Di masa yang tidak stabil ini, OY! mengajak masyarakat untuk bisa lebih bijak dalam bertransaksi termasuk mengatur keuangan dan terkontrol dengan baik.

“Salah satu pengeluaran sehari-hari yang dapat ditekan misalnya biaya transfer antar bank atau top up e-wallet, bayangkan jika sehari bertransaksi hingga 5 kali dan per transaksi dikenakan biaya hingga Rp6.500 berapa banyak pemborosan yang terjadi? Apalagi kita akan sering melakukan pembelian online dan perlu melakukan top-up e-wallet atau e-money. OY! hadir untuk lebih membantu masyarakat dengan fitur transaksi antar bank dan top up yang bebas biaya admin agar pengeluaran menjadi lebih efisien," kata CEO OY! Indonesia, Jesayas Ferdinandus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya