Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi, Belva Devara mundur dari posisinya, Selasa 21 April 2020. Pengunduran diri ini menyusul polemik perusahaannya, Skill Academy by Ruangguru sebagai salah satu mitra kartu prakerja.
Direktur Pusat Studi Konstitusi ( PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Feri Amsari mengatakan mundurnya Belva tidak membuat conflict of the interest berakhir.
Advertisement
"Belva tentu saja selesai dengan etika sebagai penyelenggara negara, namun CoI (conflict of the Interest) kan terjadi ketika dia menjabat, harusnya Ruangguru juga melepaskan proyek untuk membuktikan mereka adalah lembaga berintegritas," kata dia kepada Liputan6.com, Rabu (22/4/2020).
Feri pun menegaskan bahwa seharusnya Belva Devara CEO Ruangguru itu juga turut mundur dari proyek program prakerja yang dituding bermuatan konflik kepentingan.
"Harus (Ruangguru mundur) karena dugaan CoI-nya di programnya dilakukan Ruangguru. Niali transaksinya kan juga sangat besar," ucapnya.
Feri menganalogikan, jika terdapat tindak pidana maka opsi mundur tidak menghilangkan tanggung jawab pidananya.
"Pilihan mundur adalah tradisi yang baik. Anak muda itu bisa memberikan pembelajaran bagi pejabat yang gagal tapi tidak sudi mundur. Namun tentu saja jika terdapat tindak pidana, mundur tidak akan menghilangkan tanggung jawab pidana," paparnya.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Belva Mundur
CEO dan Pendiri Ruangguru Belva Devara mundur dari jabatannya sebagai Staf Khusus Milenial Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Pengunduran diri ini menyusul polemik perusahaannya, Skill Academy by Ruangguru sebagai salah satu mitra kartu prakerja.
Penunjukkan Ruangguru tersebut menuai kritik dari sejumlah pihak karena dinilai sarat konflik kepentingan. Belva menyatakan sudah menyampaikan surat pengunduran dirinya sebagai staf khusus kepada Jokowi.
"Berikut ini saya sampaikan informasi terkait pengunduran diri saya sebagai Staf Khusus Presiden. Pengunduran diri tersebut telah saya sampaikan dalam bentuk surat kepada Bapak Presiden tertanggal 15 April 2020, dan disampaikan langsung ke Presiden pada tanggal 17 April 2020," kata Belva lewat Surat Terbuka di akun instagramnya, Selasa (21/4/2020).
Belva sebelumnya telah membantah bahwa dirinya turut terlibat dalam penetapan mitra kartu pra kerja serta tidak ada konflik kepentingan dalam prosesnya. Meski begitu, dia tetap memilih mundur daru staf khusus Jokowi agar polemik tersebut tak berkepanjangan
"Saya mengambil keputusan yang berat ini karena saya tidak ingin polemik mengenai asumsi/persepsi publik yang bervariasi tentang posisi saya sebagai Staf Khusus Presiden menjadi berkepanjangan," kata dia.
"Yang dapat mengakibatkan terpecahnya konsentrasi Bapak Presiden dan seluruh jajaran pemerintahan dalam menghadapi masalah pandemi COVID-19," sambung Belva.
Advertisement