Terpukul Wabah Corona, Bagaimana Nasib Pariwisata Labuan Bajo?

Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Manggarai Barat, NTT, mengungkap, ada 1.506 tenaga kerja di sektor pariwisata di yang dirumahkan karena pandemi Covid-19.

oleh Ola Keda diperbarui 22 Apr 2020, 17:00 WIB
Foto : Salah satru spot foto lokasi wisata di Labuan Bajo, NTT (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Kupang- Data Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Manggarai Barat, NTT, mengungkap, ada 1.506 tenaga kerja di sektor pariwisata di wilayah tersebut yang sudah di rumahkan karena pandemi Covid-19. Bahkan puluhan di antaranya sudah diberikan status Pemutusan Hubungan Kerja alias PHK.  

Sekretaris Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Manggarai Barat, Marselinus Sani Ngarung mengatakan, ada 73 tenaga kerja yang di-PHK dan ribuan tenaga kerja dirumahkan sejak awal April 2020 lalu. Mereka di-PHK lantaran perusahan mengalami defisit imbas virus corona.

Marsel juga mengatakan, pandemi membuat berbagai perusahaan di sektor pariwisata di NTT, sepeti hotel dan restoran, yang melakukan pengurangan jumlah karyawan untuk menghemat pengeluaran.

Warga yang kena PHK, kata Marsel, bisa mengikuti program kartu prakerja yang disediakan pemerintah.

"Pemegang Kartu Prakerja akan mendapatkan bantuan dana sebesar Rp 3.550.000 dari pemerintah pusat. Tentu yang mendapat dana tersebut memenuhi persyaratan yang telah ditentukan," ungkapnya.

 

**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Wisatawan Batalkan Kunjungan

Foto : Salah satu lokasi wisata milik WNA di Labuan Bajo, NTT (Liputan6.com/Ola Keda)

Merebaknya wabah virus corona (Covid-19) turut berimbas pada aktivitas pariwisata di NTT, salah satunya pengusaha perjalanan pariwisata. Mereka harus menerima pembatalan kunjungan para wisatawan.

Ketua Asosiasi perusahan perjalan wisasata Indonesia (Asita) Nusa Tenggara Timur, Abed Frans menyebut, ribuan tiket perjalanan ke NTT telah dibatalkan para wisawatan, karena virus corona.

Abed menyebut, dampak dari penyebaran virus corona itu, bukan saja berdampak kepada pariwisata NTT dan Indonesia melainkan dunia. Seluruh dunia terkena dampak virus ini.

"Memang dari Januari itu kita mengalalami bencana. Banyak sekali pembatalan, bahkan sampai ribuan," ujarnya, Rabu (22/4/2020).

Meskipun pemerintah telah memberikan kebijakan berupa tiket murah, namun menurut dia, hal itu belum bisa membantu memulihkan paranoid wisawatan terhadap virus corona.

Menurut dia, pemberian intensif berupa diskon tiket pesawat domestik sebesar 30 persen itu, guna mendongkrak industri pariwisata yang tertekan karena dampak virus corona.

"Jadi impeknya sangat terasa, bukan saja di travel agen, tetapi hotel, restauran, kapal pesawat semuanya mengalami penurunan. Jadi wajar kalau terjadi penurunan," sebutnya.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Wayan Darmawa mengatakan, dampak virus korona sangat berdampak pada sektor pariwisata, bukan saja di NTT tetapi dunia.

Dia menjelaskan, BPS NTT mencatat, tingkat penghuni kamar hotel berbintang di NTT pada januari 2020 sebesar 39,26 persen, jumlah ini mengalami penurunan jika dibandingakan dengan bulan desember 2019 yang sebanyak 53,75 persen. Atau mengalami penurunan sebesar 14,49 persen.

Sementara rata-rata tingkat penghunian kamar hotel untuk tamu mancanegara, juga mengalami penurunan. 

Jumlah angkutan udara pun, mengalami penurunan. Dari desember 2019 sebesar 338.442 penumpang, turun menjadi 300.151 pada Januari 2020, atau turun sebesar 11,31 persen.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya