Liputan6.com, Pati - Perayaan Hari Bumi sekaligus Hari Kartini di Pegunungan Kendeng berlangsung tegang. Gunarti, tokoh samin perempuan, yang sejak kemarin telah melakukan aksi di sekitar lokasi tambang Pegunungan Kendeng mendapat makian dan pengusiran.
"Ayo berhenti bersama-sama menghormati bumi," kata Gunarti kepada penjaga tambang, yang kebanyakan juga berasal dari Sukolilo, Pati.
Advertisement
Merasa tersentil, seorang warga pro tambang misuh, "Di suruh berhenti 5 hari, 6 hari, 7 hari ndak papa kalau diingatkan. Apalagi 5 hari, 10 hari ndak papa, tapi kalau diberhentikan saya pertahankan."
Warga yang tidak diketahui namanya tersebut sebenarnya legawa dengan aksi yang dilakukan para petani kendeng yang menolak keberadaan tambang. Gunarti juga telah mengatakan, aksinya bersama para petani kendeng hanya sekadar mengingatkan untuk tetap menjaga kelestarian bumi.
"Hanya mengingatkan kepada saudara-saudara di Gadudero yang bisa diingatkan, kalau tidak berkenan tidak apa-apa," katanya.
Namun suasana sedikit memanas saat ada seseorang yang mencoba menghalangi aksi Gunarti. "Ngomong dengan saya, ayo segera ngomong," ucap pria itu sambil mendorong warga.
"Yang punya anak cucu itu bukan kamu saja, sini itu tempatku," ucap pria berbadan tinggi itu.
"Anakku kalau sampai lapar gara-gara tidak bisa ngasih makan, saya bunuh semua," timpal warga lainnya.
Ketegangan peringatan Hari Bumi di Pegunungan Kendeng itu pun terekam dalam video berdurasi 2 menit 26 detik. Tampak dalam video warga mengintimidasi para petani kendeng saat melakukan aksi penolakan.
"Tidak boleh pulang sampai Gunretno ke sini, aku ingin masalah ini selesai. Jika tambang ingin ditutup, siap tak tutup tapi Gunretno suruh kesini," ucap seorang warga yang protambang. Gunretno yang dimaksud adalah kakak dari Gunarti. Dirinya terkenal sangat vokal menyuarakan kelestarian pegunungan kendeng, dan menolak keras keberadaan tambang.
**Ayo berdonasi untuk perlengkapan medis tenaga kesehatan melawan Virus Corona COVID-19 dengan klik tautan ini.