Liputan6.com, Jakarta Miliarder dunia Richard Branson tengah menjadi sorotan. Ini usai dia menyampaikan uluran tangan ke beberapa pemerintahan di mana bisnisnya berjalan, untuk memberikan bantuan pinjaman demi menolong maskapai penerbangan miliknya Virgin Air.
Apalagi maskapai Virgin Australia diketahui menyatakan kebangkrutan, karena tak kuat menghadapi dampak pandemi Virus Corona yang menghantam sektor penerbangan dunia.
Bila mengulik kehiduan Branson, dia sejatinya sudah menjadi wirausahawan sejak masih remaja. Dengan mendirikan majalah pertamanya pada usia 16 tahun. Kerja kerasnya membawa Richard Branson menjadi miliarder atau orang terkaya nomor 565 di dunia, menurut Majalah Forbes.
Baca Juga
Advertisement
Branson telah menghasilkan miliaran dolar melalui sejumlah perusahaan, terutama Virgin Group. Repertoar Branson termasuk maskapai penerbangan, stasiun radio, klub kesehatan, hotel, klub malam, dan bahkan perusahaan pariwisata antariksa, Virgin Galactic.
Selain itu, Branson juga mendirikan Virgin Records, label rekaman yang menjadi rumah bagi Rolling Stones dan Sex Pistols. Saat ini, Branson memiliki lebih dari 70 ribu staf yang bekerja untuk perusahaannya.
Melansir dari laman expess.co.uk, Rabu (22/4/2020), Branson juga memiliki Pulau Sendiri. Ia merupakan satu-satunya pemilik Necker Island, sebuah pulau seluas 30 hektar di Kepulauan Virgin Britania di utara Virgin Gorda.
Seluruh pulau diatur sebagai resor yang mampu menampung hingga 30 tamu. Branson membeli pulau itu pada usianya yang ke-28 seharga USD 120 ribu dari Viscount Cobham ke-11, John Lyttelton.
Untuk menyulap pulau tersebut menjadi resor dengan segala fasilitas hiburannya, dibutuhkan biaya sekitar USD 10 juta. Vila bergaya Bali yang ada di resor tersebut terdiri dari 10 kamar tidur dengan dinding yang terbuka. Sehingga para tamu bisa mendapatkan pemandangan 360 derajat dari sekitar mereka. Resor ini dapat disewa dengan harga USD 77,5 ribu per hari.
Keluarga
Sebagai putra seorang pengacara dan pramugari, Branson berasal dari latar belakang sederhana dan merupakan miliarder swadaya. Ia memulai karirnya dengan bisnis rekaman mail-order.
Menurut Investopedia, Branson tidak pernah membiarkan kurangnya pengalaman menghambatnya untuk menjadi pengusaha yang dinamis dan berani. Bahkan, dia menamai perusahaannya Virgin karena dia dan karyawannya semuanya 'baru' dalam bisnis ini.
Baru-baru ini Branson melebarkan usahanya pada bisnis pelayaran, meluncurkan Virgin Voyages yang berbasis Florida.
Namun sayangnya, Bos Virgin itu mendapat kecaman di tengah-tengah pandemi corona covid-19 saat ini. Rupanya, Branson telah mencari dana talangan pemerintah atas usahanya yang turut terpukul akibat pandemi ini.
Dalam surat terbuka kepada stafnya, ia menulis. "Bersama dengan tim di Virgin Atlantic, kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk menjaga agar maskapai tetap berjalan - tetapi kami akan memerlukan dukungan pemerintah untuk mencapai itu dalam menghadapi ketidakpastian yang parah seputar perjalanan hari ini dan tidak tahu berapa lama pesawat akan mendarat," beber Branson.
Advertisement