Jakarta - PSSI membuat gebrakan dengan mendatangkan Luis Milla untuk menjadi pelatih Timnas Indonesia pada 21 Januari 2017. Kedatangan pelatih asal Spanyol itu membuat harapan publik Tanah Air melihat Timnas Indonesia kembali berprestasi mencuat.
Luis Milla dikenal sebagai pemain berpengalaman ketika masih aktif bermain. Luis Milla pernah menorehkan tinta emas dalam kariernya setelah membela Barcelona, Real Madrid, hingga Valencia.
Advertisement
Semasa kariernya di Spanyol, Luis Milla tiga kali meraih gelar La Liga, tiga trofil Copa del Rey, dan sekali gelar UEFA Cup Winners. Adapun di karier kepelatihannya, Luis Milla sukses memberikan gelar Piala UEFA U-21 untuk Timnas Spanyol.
Wajar bila harapan publik Indonesia hadir terhadap sosok Luis Milla. PSSI kemudian memberikan dua tugas utama untuk Luis Milla yakni meraih medali di SEA Games 2017 dan prestasi di Asian Games 2018.
Ketika itu, Timnas Indonesia senior sedang tidak menghadapi event apa pun. Luis Milla ditugaskan fokus menukangi Timnas Indonesia U-22 untuk dua event besar tersebut.
"Pekerjaan ini sangat penting bagi saya karena merupakan sebuah tanggung jawab besar untuk membentuk sebuah tim yang bagus. Saya akan mencoba mentransfer ilmu yang saya punya dari pengalaman saya di Eropa. Saya harap itu dapat membuat Timnas Indonesia mencapai performa yang diinginkan," tegas Luis Milla.
Dalam melakukan tugasnya, Luis Milla dibantu dua asisten asal Spanyol yakni Miguel Gandia sebagai pelatih fisik, dan Eduardo Perez sebagai asisten pelatih kiper. Adapun Bima Sakti dipercaya bergabung dengan tim kecil yang dibentuk Luis Milla.
Ekspektasi Tinggi
Laga debut Luis Milla sebagai pelatih Timnas Indonesia terjadi pada 21 Maret 2017. Timnas Indonesia menjamu Myanmar pada laga persahabatan di Stadion Pakansari, Cibinong, Bogor.
Bermodalkan mayoritas pemain muda, Luis Milla mendulang hasil tak sesuai harapan. Timnas Indonesia menelan kekalahan 1-3 dari Myanmar.
"Saya sangat senang dan bangga dengan pemain-pemain saya. Jalan masih panjang. Kami mempunyai pemain bagus, mereka kerja keras, berjuang dan berkorban untuk Indonesia," ujar Luis Milla setelah pertandingan itu.
Namun, gaya kepelatihan Luis Milla yang mengandalkan pemain muda mendapatkan dukungan publik. Bersama Luis Milla, bakat-bakat muda Indonesia mendapatkan kesempatan untuk membela Timnas Indonesia senior.
Event pertama Luis Milla bersama Timnas Indonesia terjadi pada SEA Games 2017. Ketika itu, Luis Milla dipercaya menukangi Timnas Indonesia U-22.
Timnas Indonesia U-22 tergabung di Grup B bersama Thailand, Vietnam, Filipina, Kamboja, dan Timor Leste. Septian David dkk berhasil lolos ke semifinal setelah mengumpulkan 11 poin hasil tiga kali menang dan dua kali imbang.
Namun, impian meraih medali emas SEA Games 2017 pupus setelah Timnas Indonesia U-22 kalah 0-1 dari Malaysia. Timnas Indonesia U-22 meraih perunggu dari SEA Games setelah mengalahkan Myanmar 3-1 pada perebutan peringkat ketiga.
PSSI ketika itu masih memberikan kesempatan kepada Luis Milla. Ketua Umum PSSI ketika itu, Edy Rahmayadi, menyebut masa depan Luis Milla akan diputuskan setelah Asian Games 2018.
"Tergantung nanti Asian Games, kami punya target di Asian Games. Wajar kalau kami lihat nanti bagaimana hasil yang sudah dipersiapkan selama dia melatih dua tahun," kata Edy.
Target yang dibebankan kepada Luis Milla saat itu teramat berat. Luis Milla diminta berhasil mengantarkan Timnas Indonesia U-22 sampai semifinal Asian Games 2018.
Harapan sempat melambung ketika Timnas Indonesia U-22 berhasil keluar dari lubang jarung babak penyisihan grup. Timnas Indonesia U-22 menjadi juara grup bermodalkan sembilan poin hasil tiga kali menang dan sekali kalah.
Namun, impian melaju ke semifinal kandas. Timnas Indonesia menyerah pada babak 16 setelah kalah 3-4 melalui drama adu penalti melawan Uni Emirat Arab.
Luis Milla kecewa karena perjuangan anak-anak asuhnya dilukai kepemimpinan wasit yang memberikan dua penalti. Menurut Milla, penalti kedua UEA patut dipertanyakan. Pelatih Spanyol itu menganggap Shaun Robert Evans tidak layak untuk terus memimpin pertandingan, terutama di Asian Games 2018.
"Bisa dibayangkan bagaimana perasaan kami, tentu sedih dan kecewa. Saya terbawa oleh perasaan karena anak-anak sudah luar biasa. Anak-anak ini tidak layak tereliminasi. Saya harap suporter tetap mengapresiasi perjuangan mereka," ujar Luis Milla.
Advertisement
Diceraikan PSSI?
Kegagalan Timnas Indonesia U-22 di Asian Games 2018 membuat masa depan Luis Milla dipertanyakan. Sinyal itu diperkuat setelah Luis Milla mengadakan perpisahan dengan para pemain dan media setelah Timnas Indonesia U-22 kalah dari Uni Emirat Arab.
Saat itu kontrak Luis Milla berakhir setelah Asian Games 2018. Langkah itulah yang membuat Luis Milla melakukan perpisahan kecil dengan pemainnya.
"Belum ada yang mengajak saya bicara. Yang pertama saya lakukan berpamitan dan melakukan perpisahan dengan pemain dan ofisial tim," kata Luis Milla.
Desakan publik kemudian menguat agar PSSI memberikan perpanjangan kontrak kepada Luis Milla. Ketua Umum PSSI saat itu, Edy Rahmayadi, membantah memecat Luis Milla. Edy bahkan mengaku PSSI sudah berniat memberikan perpanjangan kontrak kepada pelatih asal Spanyol tersebut.
"Siapa bilang PSSI mau memecat Milla? Baru juga Timnas U-23 selesai bertanding kemarin, masa saya mau langsung ambil keputusan. Kami punya sistem, tidak bisa seenaknya. Akan kami umumkan segera soal status pelatih Timnas Indonesia, karena dua bulan lagi akan ada ajang Piala AFF," kata Edy Rahmayadi.
PSSI dalam posisi terdesak karena Piala AFF 2018 tinggal dalam hitungan bulan. Namun, pada akhirnya Luis Milla benar-benar tidak memperpanjang kontraknya.
Belakangan beredar kabar terjadi ketidaksepahaman antara Ketua Umum PSSI dan Exco PSSI soal Luis Milla. Masalah gaji disebut menjadi pertimbangan untuk tidak memperpanjang kontrak Luis Milla.
PSSI kemudian menunjuk Bima Sakti sebagai pelatih sementara Timnas Indonesia di Piala AFF 2018. Penunjukkan yang dianggap terlalu dini karena Bima Sakti belum punya pengalaman melatih. Hal itu dibuktikan setelah Timnas Indonesia angkat koper lebih cepat pada babak penyisihan grup.
Desakan Publik
Tak membaiknya pencapaian Timnas Indonesia setelah ditinggal Luis Milla memicu desakan publik. Nama Luis Milla kembali menggema begitu PSSI dipimpin Mochamad Iriawan.
Memori indah yang diberikan Luis Milla membuat publik mendesak PSSI untuk kembali memberikannya jabatan di Timnas Indonesia. Desakan publik yang tinggi itulah membuat PSSI mengundang Luis Milla untuk melakukan fit and proper test pada pengujung 2019.
Luis Milla dibandingkan dengan kandidat lain asal Korea Selatan, Shin Tae-yong. Kedua kandidat itu dipersilakan untuk memaparkan program jika terpilih sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Shin Tae-yong yang merupakan pelatih Timnas Korea Selatan di Piala Dunia 2018 diberi kesempatan lebih dulu dalam pertemuan yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia. Adapun pertemuan dengan Luis Milla terjadi di Manila, Filipina, ketika SEA Games 2019.
Luis Milla yang sudah punya pengalaman bersama Timnas Indonesia mendapatkan target tinggi. PSSI memberikan target agar Timnas Indonesia bisa menjadi juara di Piala AFF 2020.
"Kami tadi sudah menyampaikan kepada Luis Milla, Anda kan sudah melatih di sini hampir 2 tahun atau 20 bulan kalau gak salah. Artinya Anda sudah mengenal pemain kami sehingga dengan dia sudah mengenal pemain kita, pengalaman cukup lama, sehingga manakala kita panggil lagi dia untuk melatih kita, kita targetnya dong," kata Cucu Somantri ketika itu.
Luis Milla ketika itu memilih tak berani memberikan janji manis. Pelatih berusia 53 tahun itu menegaskan hanya bisa berkomitmen akan sikap dan loyalitas kepada Timnas Indonesia dan PSSI.
"Kalau ada seorang pelatih datang dan berkata siap 100 persen untuk memberikan gelar juara, berarti dia sedang berbohong. Tidak ada orang yang bisa memberi garansi," ucap Luis Milla.
PSSI akhirnya memilih Shin Tae-yong sebagai pelatih Timnas Indonesia. Belakangan, diketahui pemanggilan Luis Milla untuk mengikuti fit and proper test tak lebih dari sekadar formalitas untuk menuruti kemauan publik.
Advertisement
Rapor Luis Milla
Timnas Indonesia U-22
15/8/2017 - Timnas Indonesia 1-1 Thailand (SEA Games 2017)
17/8/2017 - Timnas Indonesia 3-0 Filipina (SEA Games 2017)
20/8/2017 - Timor Leste 0-1 Timnas Indonesia (SEA Games 2017)
22/8/2017 - Vietnam 0-0 Timnas Indonesia (SEA Games 2017)
24/8/2017 - Timnas Indonesia 2-0 Kamboja (SEA Games 2017)
26/8/2017 - Malaysia 1-0 Timnas Indonesia (SEA Games 2017)
29/8/2019 - Timnas Indonesia 3-1 Myanmar (SEA Games 2017)
12/8/2018 - Chinese Taipei 0-4 Timnas Indonesia (Asian Games 2018)
15/8/2018 - Timnas Indonesia 1-2 Palestina (Asian Games 2018)
17/8/2018 - Laos 0-3 Timnas Indonesia (Asian Games 2018)
20/8/2018 - Timnas Indonesia 3-1 Hong Kong (Asian Games 2018)
24/8/2018 - Timnas Indonesia 3-4 Uni Emirat Arab (Asian Games 2018)
Timnas Indonesia senior
21/3/2017 - Timnas Indonesia 1-3 Myanmar (Pertandingan persahabatan)
8/6/2017 - Kamboja 0-2 Timnas Indonesia (Pertandingan persahabatan)
13/6/2017 - Timnas Indonesia 0-0 Puerto Rico (Pertandingan persahabatan)
2/9/2017 - Timnas Indonesia 0-0 Fiji (Pertandingan persahabatan)
25/11/2017 - Timnas Indonesia 2-1 Guyana (Pertandingan persahabatan)
14/1/2018 - Timnas Indonesia 1-4 Islandia (Pertandingan persahabatan)
Disadur dari Bola.com (Zulfirdaus Harahap / Yus Mei Sawitri)