Sektor Konstruksi di Jatim Lesu Imbas Corona COVID-19

Pemprov Jatim juga masih berkonsentrasi dalam penanganan COVID-19 sehingga lelang proyek masih belum digelar.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Apr 2020, 17:45 WIB
Pekerja konstruksi menyelesaikan pembangunan LRT Jabodebek rute Cawang-Dukuh Atas di Cawang, Jakarta, Jumat (8/3). Kementerian PUPR mengungkapkan ada sejumlah tantangan di sektor jasa konstruksi pada era Revolusi Industri 4.0. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menilai, jasa konstruksi dan konstruksi memasuki masa-masa sulit akibat pandemi Corona COVID-19.

Hal ini seiring hampir seluruh proyek dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) terpangkas habis dan dialihkan untuk penanggulangan kesehatan.

"Dengan merebaknya COVID-19, Presiden Joko Widodo telah mengalokasikan dana sebesar Rp405 trilun untuk penanggulangan pandemi tersebut. Dan dana itu sebagian besar diambil dari anggaran pembangunan yang dianggap belum terlalu mendesak," ujar  Wakil Ketua Umum Bidang Jasa Konstruksi dan Konsultan, Kadin Jawa Timur M Rizal, seperti dikutip dari Antara, Selasa, 21 April 2020.

Ia menuturkan, saat ini adalah masa-masa sulit bagi jasa konstruksi dan konsultan. Hal ini karena hampir tidak mengerjakan satupun proyek sejak awal tahun 2020, padahal jasa konstruksi termasuk industri padat karya yang menjadi penggerak industri turunan seperti semen, besi dan bahan bangunan lainnya.

Rizal mengatakan, jika alokasi APBN untuk proyek Pekerjaan Umum dipangkas seluruhnya atau 100 persen, dana dari APBD juga dipangkas sebesar 70 persen.

"Artinya, alokasi dana untuk proyek infrastruktur dari APBD hanya tersisa 30 persen saja," kata dia.

Sementara hingga saat ini, Pemprov Jatim juga masih berkonsentrasi dalam penanganan COVID-19 sehingga lelang proyek masih belum digelar. Sementara untuk proyek swasta juga mengalami stagnasi yang sama, termasuk pembangunan hunian atau rumah, perkantoran dan perhotelan yang terhenti akibat mandegnya aktivitas ekonomi.

"Dengan kondisi seperti ini, maka terjadi perubahan anggaran besar-besaran mana saja proyek yang akan digarap. Dan seandainya sisa 30 persen itu sudah diputuskan, kemungkinan besar tidak semuanya bisa terserap," tutur dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Jasa Konsultan Lesu

Pekerja konstruksi menyelesaikan pembangunan LRT Jabodebek rute Cawang-Dukuh Atas di Cawang, Jakarta, Jumat (8/3). Kementerian PUPR mengungkapkan ada sejumlah tantangan di sektor jasa konstruksi pada era Revolusi Industri 4.0. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Hal senada dikatakan Ketua Umum Dewan Pengurus Nasional (DPN) Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo), Peter Frans. Ia mengaku COVID-19 telah menyebabkan jasa konsultan mengalami kelesuan, bahkan cenderung berhenti.

"Kebijakan recofusing APBN dan APBD telah menyebabkan lelang proyek terhenti dan paket pekerjaan berkurang. Bahkan saya memperkirakan, lebih dari 50 persen perusahaan konsultan akan mengalami collapse akibat COVID-19," ujar dia.

Ketua Kadin Jatim, Adik Dwi Putranto mendorong pemerintah untuk tetap melaksanakan proyek yang dianggap penting pascameredanya COVID-19, seperti pembangunan jembatan yang putus, perbaikan irigasi atau saluran agar tidak banjir, serta perbaikan jalan yang rusak.

"Sementara pembayaran tagihan bisa dimasukkan pada anggaran tahun 2021, dan pengusaha akan berusaha menjalin kerja sama dengan pihak ketiga, di antaranya perbankan dan industri bahan bangunan untuk memberikan pinjaman," katanya. Adik berharap, pemerintah menyetujui tawaran ini agar ekonomi segera bergairah pascaCOVID-19, dengan minimal tenaga kerja bisa kembali mendapatkan pekerjaan.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya