Liputan6.com, Jakarta - Nama Brembo sudah akrab dengan mobil atau motor berperforma tinggi. Namun, mungkin tak ada yang menyangka bahwa merek spesialis sistem pengereman tersebut berawal dari bengkel kecil.
Berkat ide dan ketelitian Alberto Bombassei, akhirnya peranti paling penting dalam kendaraan bisa masuk dalam ajang balap internasional paling berkelas macam MotoGP.
Baca Juga
Advertisement
Bengkel KecilAlberto Bombassei bukan berasal dari keluarga kaya ataupun kalangan bangsawan. Ia hanya terlahir dari keluarga kelas buruh di Vicenza, Italia pada 1940. Ketika menginjak usia 20 tahun, dirinya bermigrasi ke Bergamo bersama sang ayah, Emilio. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, mereka memulai sebuah bisnis kecil dengan membuka bengkel mekanik.
Layaknya bisnis yang baru dimulai, tak banyak kemajuan terjadi. Jasa perbaikan mobil menjadi kegiatan rutin yang mereka lakukan. Namun siapa sangka, konglomerasi bisnis rem cakram Alberto Bombassei bermula dari sebuah kecelakaan truk yang bermuatan piringan cakram. Dan itu terjadi di dekat bengkel milik ayahnya.
Dengan rasa penasaran, ia memberanikan diri untuk melihat dari dekat apa yang terjadi. Ternyata mereka melihat rem cakram buatan Inggris yang diimpor ke negaranya untuk mensuplai produsen mobil Italia. Saat itu memang kebutuhan peranti pengereman masih didatangkan dari luar. Seketika Alberto dan Emilio memiliki ide yang sama. Mereka merasa yakin bisa meniru produk tersebut untuk diproduksi di Italia. Karena saat itu belum ada produsen rem cakram dari negaranya.
Dengan keahlian yang dimiliki, akhirnya mereka mampu melahirkan produk rem cakram. Brembo sendiri diambil dari nama sungai yang mengalir di dekat rumah. Jenama itu digunakan karena mengambil filosofi, kalau air terus mengalir ke mana saja dan dibutuhkan oleh semua orang.
Berawal dari Alfa Romeo dan Fiat
Selain pintar dalam hal mekanik, Bombassei juga pintar dalam bernegosiasi. Dirinya langsung menawarkan produknya ke Alfa Romeo pada 1964. Singkat cerita, akhirnya produsen mobil kenamaan Inggris itu memberi mereka kesempatan untuk menjadi penyuplai rem cakram. Ternyata strateginya berhasil, dan membuat produsen mobil di Italia tertarik dengan rancangannya. Pada tahun yang sama, Fiat juga menginginkan peranti serupa. Dengan keyakinan dan kualitas yang ia tawarkan, membuat merek Brembo cepat tersohor. Kemudian, kegiatan produksi diperluas dengan mencakup kaliper rem, rotor, bantalan dan bagian sistem rem lain.
Setelah menggandeng beberapa produsen mobil di Eropa, pria kelahiran Vicenza, Italia mulai mencari potensi segmen lain. Ia melihat beberapa produsen motor mulai tertarik menggunakan teknologi rem cakram. Selang dua tahun menyuplai pabrikan mobil, pada 1966 Brembo resmi menjadi pemasok komponen rem untuk Moto Guzzi. Dan tak butuh waktu lama, Brembo menjadi pemimpin pasar untuk rem cakram motor di Eropa.
Hingga 1980-an, Brembo fokus pada pengembangan produk dan proses inovatif. Tentunya dengan strategi ekspansi yang jelas di bidang khusus pasar kendaraan bermotor. Akhirnya Bombassei memperkenalkan kaliper rem aluminium untuk mobil yang revolusioner dalam hal desain dan bahan. Itu dengan cepat diadopsi oleh produsen mobil berperforma tinggi seperti Porsche, Mercedes, Lancia, BMW, Nissan dan Chrysler.
Pada 1983, untuk memberikan ruang lingkup yang lebih internasional, Brembo mengakuisisi Kelsey-Hayes, pabrikan sistem pengereman multi-nasional yang berbasis di AS. Kolaborasi itu memberi keuntungan dahsyat dalam hal pengembangan teknologi pengereman kendaraan.
Advertisement
Masuk Ajang Balap
Saat merancang berbagai peranti pengereman, Alberto Bombassei memberanikan diri terjun ke dunia balap. Pasalnya, di era 70-an semua orang membicarakan kecepatan. Maka masuklah Brembo ke pasar mobil balap. Dan tak tanggung-tanggung, dia langsung mendatangi markas tim F1 Ferrari yang dikomandoi Enzo Ferrari. Ia menawarkan rem cakram buatannya pada 1975, dan keduanya sepakat bekerja sama.
Mereka ternyata punya visi dan misi serupa. Membangun negara kelahirannya dengan hasil kerja keras di sektor otomotif. Enzo pun akhirnya memberikan kesempatan Bombassei untuk memasang Brembo di mobil supercepat milik Ferrari, dan hasilnya memuaskan. Pada titik ini, Brembo menjadi nama besar di industri komponen.
Performa apik yang diberikan Brembo kepada Ferrari ternyata mulai menarik perhatian tim F1 lain. Pada tahun berikutnya, hampir seluruh tim memakai rem cakram buatan Alberto Bombassei. Berkat prestasi yang diraih di lintasan balap, akhirnya menular ke segmen kendaraan umum. Alhasil permintaan produk Brembo terus meningkat.
Masuk MotoGP
Selain menyasar kejuaraan balap mobil, pada era 70-an Bombassei juga menciptakan sistem rem untuk motor berkapasitas 500 cc. Brembo merupakan perusahaan pertama yang menciptakan kaliper rem yang dapat dipasang secara aksial. Ia juga termasuk orang pertama yang menciptakan kaliper aluminium melalui proses machining sebagai pengganti proses casting. Dan sudah tercatat dalam sejarah kalau dirinya yang menciptakan kaliper monoblok dan merancang master silinder rem radial.
Berkat dorongan untuk terus berinovasi sesuai filosofinya, Brembo berhasil membuat kaliper berbahan solid dengan sistem pengereman radial. Tepatnya pada 1986, diterapkan langsung ke Yamaha YZR OW dengan pembalap Eddie Lawson. Ternyata teknologi Brembo mampu memenangkan kelas Grand Prix Motor 500 cc pada musim itu.
Sementara inovasi kaliper monoblok Brembo pertama kali dipasang di motor Honda milik Mick Doohan, Darril Beattie dan motor Cagiva tunggangan Doug Chandler. Dijajal untuk melintasi Eastern Creek, Australia pada 28 Maret 1993. Tercatat sejak 2010, 14 dari total 17 rider di ajang balap kelas dunia mempercayakan pengereman dari Brembo. Hingga saat ini, komponen kenamaan asal Italia telah mendominasi ajang balap MotoGP.
Empat belas tahun kemudian, kaliper monoblok Brembo dengan sistem radial pertama muncul pada sepeda motor produksi Aprilia RSV 1000. Hingga sekarang, teknologi temuan Alberto Bombassei telah dipantenkan dan terus dipercayai pabrikan mobil dan motor performa tinggi.
Sumber: Oto.com
Advertisement