Sejarah Puasa Ramadan, Ada Jeda 1 Bulan Usai Ayat Diturunkan

Bulan Ramadan merupakan tamu agung. Seluruh umat Islam di dunia menyambutnya dengan penuh kegembiraan.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 24 Apr 2020, 11:45 WIB
Ilustrasi buka puasa dengan kurma (sumber: iStock)

Liputan6.com, Jakarta - Marhaban Ya Ramadan. Umat Islam mulai menjalankan ibadah puasa Ramadan 1441 Hijriah. Inilah bulan penuh keistimewaan.

Ramadan, bulan yang lebih baik dari seribu bulan. Bulan Ramadan merupakan tamu agung. Seluruh umat Islam di dunia menyambutnya dengan penuh kegembiraan.

Puasa Ramadan tidak hanya sekadar menahan haus dan lapar. Praktik puasa memiliki dimensi sangat luas.

Ibadah puasa Ramadan juga memiliki tuntunan, hukum, dan aturan. Perintah ibadah puasa memiliki hal spesial.

Hukum ibadah secara umum ketika ayat turun, maka ibadahnya mulai berlaku. Seperti ibadah mendirikan salat, zakat, haji, dan umrah. Namun, khusus ibadah puasa berbeda.

Para ulama menjelaskan, ada jeda selama satu bulan sejak turunnya ayat perintah untuk menjalankan puasa. Dari bulan Syakban menuju bulan Ramadan.

Jeda itu dimaksudkan agar Nabi Muhammad dapat menjelaskan ketentuan dan aturan tentang puasa yang belum diketahui oleh para sahabat Nabi saat itu.

Sehingga ketika sudah memasuki bulan Ramadan, sahabat Nabi sudah mengerti tentang tuntunan puasa.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:


Perintah Puasa

Ilustrasi berbuka puasa (Foto:Shutterstok)

Perintah puasa telah dijelaskan dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah ayat 183:

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa."

Ayat tersebut turun pada tahun kedua Hijriah, pada bulan Syakban atau bulan ke-8 dalam kalender Hijriah.

Kemudian pada ayat berikutnya, dijelaskan kapan pelaksanaan bulan puasa, yaitu dalam surat Al- Baqarah ayat 185.

Ayat itu juga menjelaskan ketentuan bagaimana jika orang dalam keadaan sakit dan musafir, apakah perlu puasa atau tidak.

"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, agar kamu bersyukur."

 


Keistimewaan Bulan Ramadan

Puasa baru mau masuk hari ke-13, jangan sampai lupa, ini jadwal sholat, imsakiyah, dan buka puasanya. (Ilustrasi: National Geographic)

Bulan Ramadan begitu istimewa. Banyak ulama menyebut, Ramadan adalah bulan Al-Qur'an. Sebab, di bulan itu juga Al-Qur'an diturunkan, tepatnya pada malam Lailatul Qadar.

Pakar tafsir Al-Qur'an Quraish Shihab menjelaskan, bulan Ramadan terdapat malam Qadar.

Menurut Al-Qur'an, malam Qadar lebih baik dari seribu bulan. Para malaikat silih berganti turun atas izin Tuhan dan kedamaian akan terasa hingga terbitnya fajar.

Selain itu, ayat-ayat puasa Ramadan juga disisipkan ayat yang mengandung pesan tentang kedekatan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya serta janji-Nya untuk mengabulkan doa siapapun yang dengan tulus berdoa.

Karena itu, mari menangkan dan jalankan rukun Islam ketiga ini dengan gembira. Menangkanlah jihad akbar ini. Selalu bersimpuh di padang yang luas dengan doa dan perbanyak ibadah agar kita menjadi orang yang bertaqwa.

 

Reporter : Muhammad Hasits

Sumber : Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya