Waspada, Dokter AS Ungkap Corona COVID-19 Picu Stroke Mendadak pada Orang Muda

Ada bukti yang berkembang bahwa infeksi COVID-19 dapat menyebabkan darah menggumpal secara tidak wajar, dan stroke akan menjadi konsekuensinya.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 23 Apr 2020, 12:02 WIB
Gambar ilustrasi diperoleh pada 27 Februari 2020 dengan izin dari Food and Drug Administration AS menunjukkan Virus Corona COVID-19. (US Food and Drug Administration/AFP)

Liputan6.com, Jakarta Virus Corona COVID-19 disebut sejumlah dokter dapat menyebabkan stroke mendadak, pada orang dewasa di usia 30-an dan 40-an yang tidak dinyatakan sakit parah. 

Seperti dikutip dari CNN, Kamis (23/4/2020), sejumlah dokter itu mengatakan pasien mungkin tidak mau menelepon layanan darurat karena mereka mendengar rumah sakit kewalahan oleh pasien kasus Virus Corona COVID-19.

Dari laporan tersebut, didapati ada bukti yang berkembang bahwa infeksi COVID-19 dapat menyebabkan darah menggumpal secara tidak wajar. Dan stroke akan menjadi konsekuensinya.

Ahli bedah saraf di Mount Sinai Health System di New York, Thomas Oxley dan rekannya memberikan rincian lima orang yang mereka rawat. Semuanya berusia di bawah 50 tahun, dan memiliki gejala infeksi Corona COVID-19 yang ringan atau tidak memiliki gejala sama sekali.

"Virus ini tampaknya menyebabkan peningkatan pembekuan di arteri besar, yang menyebabkan stroke parah," kata Oxley.

"Laporan kami menunjukkan peningkatan tujuh kali lipat dalam kejadian stroke mendadak pada pasien muda selama dua minggu terakhir. Sebagian besar pasien ini tidak memiliki riwayat medis masa lalu dan berada di rumah dengan gejala ringan (atau dalam dua kasus, tanpa gejala) Corona COVID-19," tambahnya.

"Semua dinyatakan positif. Dua dari mereka menunda memanggil ambulans," kata Oxley.

Sejatinya, tidak umum bagi orang-orang yang begitu muda mengalami stroke, terutama stroke pada pembuluh besar di otak.

"Sebagai perbandingan, layanan kami, selama 12 bulan sebelumnya, telah merawat rata-rata 0,73 pasien setiap 2 minggu di bawah usia 50 tahun dengan stroke pembuluh darah besar," tim menulis dalam surat ke New England Journal of Medicine. "Itu kurang dari dua orang sebulan".

Saksikan juga Video Berikut:


Menyebabkan Kerusakan Parah Jika Tak Segera Ditangani

Ilustrasi stroke (iStockphoto)

Stroke pada pembuluh darah besar menyebabkan kerusakan parah jika tidak segera ditangani. Setidaknya satu pasien meninggal dan yang lainnya masuk fasilitas rehabilitasi, perawatan intensif atau di unit stroke. Hanya satu yang pulang tetapi akan membutuhkan perawatan yang intensif, kata Oxley.

Oxley mengatakan timnya ingin memberi tahu orang-orang agar memperhatikan gejala infeksi Virus Corona COVID-19 dan menghubungi layanan darurat jika mereka memiliki bukti stroke. Meskipun, "Sampai sekarang, orang-orang disarankan untuk hanya memanggil ambulans akibat sesak napas atau demam tinggi," tulisnya.

Pengingat mudah untuk stroke, katanya, adalah "FAST", F for face drooping, A for arm weakness, S for speech difficulty and T for time to call 911 yang berarti saat wajah terkulai, lengan melemah, kesulitan bicara, itu waktunya menelepon layanan darurat.

"Perawatan yang paling efektif untuk stroke pembuluh besar adalah pengambilan bekuan darah, tetapi ini harus dilakukan dalam waktu 6 jam, dan kadang-kadang dalam 24 jam," tulis Oxley.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya