Liputan6.com, Jakarta - Direktur Komunikasi Program Kartu Prakerja, Panji Winanteya Ruky, mengatakan bahwa sudah ada empat platform digital baru yang ingin menjadi mitra program Kartu Prakerja. Saat ini pihaknya tengah melihat dan masih mengevaluasi dari keempat platform tersebut.
"Sudah ada perusahan menghubungi kami ingin ikut berpartisipasi sebagai mitra platform digital. Kami evaluasi dan dalam waktu dekat kalau sepakat dan bisa penuhi kriteria, akan ditambahkan sebagai mitra platform digital," kata dia dalam video conference, di Jakarta Rabu (23/4/2020).
Advertisement
Kendati begitu, dirinya tidak menyebutkan siapa-siapa saja platform digital yang tertarik untuk bermitra di program Kartu Prakerja. Terlebih, saat ini kata dia, pihaknya ingin fokus terhadap oprasional para peserta gelombang pertama yang lolos untuk masuk kedalam pelatihan disediakan di delapan platform digital tersebut.
"Jadi beri kesempatan ke kami untuk berikan layanan baik, operasinya bagus sampai kemudian ekspansi lagi tambah dari layanan ini karena itu butuh testing, pengembangan sistem dan tetap aman dan handal," tandas dia.
Seperti diketahui, sejauh ini baru ada 8 platform digital yang bekerjasama dengan pemerintah di dalam program Kartu Prakerja. Ke delapan platform tersebut adalah Tokopedia, Ruang Guru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan Kemnaker.go.id.
Syarat Bergabung
Sebelumnya, Asisten Deputi Ketenagakerjaan Kemenko Perekonomian, Yulius, membeberkan beberapa persyaratan bagi platform digital untuk bekerjasama dalam program pelatihan kartu prakerja. Salah satu kriterianya adalah memiliki cakupan luas secara nasional.
Tak hanya itu, platform digital juga harus memiliki sistem Informasi Teknologi (IT) yang memadai. Artinya tidak, abal-abal atau sulit diakses. Kemudian yang paling penting adalah wajib memiliki portal sendiri dan memiliki kerjasama pelatihan kompentensi kerja.
Dia mengatakan, jika semua kriteria tersebut sudah dimiliki platform digital tetap tidak bisa serta merta langsung bermitra dengan pemerintah untuk perogram pelatihan prakerja. Sebab, masih harus melewati proses verifikasi dari Project Management Office (PMO).
"Jika memilki semua belum tentu, jika platform lamar PMO akan verifikask lagi screnning lagi ternyata ini bener sesuai atau tidak," kata dia.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement