Liputan6.com, Jenewa- Pimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus berharap Pemerintah AS akan mempertimbangkan kembali penangguhan pendanaan bantuannya. Karena WHO memprediksi pandemi Virus Corona COVID-19 masih panjang.
Kini, fokus utama WHO adalah mengakhiri pandemi Virus Corona COVID-19 dan menyelamatkan nyawa. Tedros mengatakan, sebagian besar negara masih dalam tahap awal epidemi, dan gelombang kedua kasus Virus Corona COVID-19 mulai terlihat di beberapa wilayah yang terkena dampak awal pandemi, seperti dikutip dari CGTN, Kamis (23/4/2020).
Advertisement
"Jangan salah kita masih harus menempuh jalan panjang. Virus ini akan bersama kita untuk waktu yang lama," kata Tedros Adhanom Ghebreyesus, sambil mengatakan kondisi epidemi di Eropa Barat tampak stabil atau menurun.
Tedros berharap pembekuan dana akan dipertimbangkan kembali oleh Pemerintah AS dan akan sekali lagi mendukung pekerjaan WHO dan terus menyelamatkan nyawa. "Saya berharap AS percaya bahwa ini adalah investasi yang penting, tidak hanya untuk membantu orang lain tetapi agar AS tetap aman juga," ungkap Tedros.
Saksikan Video Berikut Ini:
Negara-Negara Diminta Terus Berinvestasi
Pada pekan lalu, Presiden AS Donald Trump mengkritik penanganan pandemi oleh WHO dan mengatakan bahwa dia menangguhkan pendanaan untuk badan PBB tersebut.
Namun para ahli berpendapat, keputusan Presiden Donald Trump sebagai tindakan yang berputus asa dalam menangkis kesalahan penanganan pandemi di dalam negeri, yang dikatakan telah menurunkan posisi kepemimpinan AS selama 100 tahun terakhir terkait krisis global terburuk.
Pada 2019, AS menyumbang lebih dari 400 juta dolar AS kepada WHO, yang menjadikannya sumbangan terbesar. Anggaran Organisasi Kesehatan Dunia itu untuk periode 2018-2019 adalah sekitar 6 miliar dolar AS.
Menurut laporan, para pejabat WHO meminta negara-negara untuk terus berinvestasi dalam kesiapsiagaan, dengan mengatakan hanya 76 persen yang memiliki sistem pengawasan untuk mendeteksi kasus.
"Masih ada banyak celah di pertahanan dunia dan tidak ada satu pun negara yang memiliki segalanya," jelas Tedros Adhanom Ghebreyesus.
Advertisement