Pandemi Corona COVID-19 Saat Ramadan, Penjual Kue di Malaysia Sulit Cari Pembeli

Seorang penjual kue untuk Ramadan dan perayaan Hari Raya Idul Fitri di Malaysia menceritakan kisah kesulitan dalam bisnis yang dialaminya, di tengah pandemi Virus Corona COVID-19.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Apr 2020, 07:20 WIB
Ilustrasi Ramadan (sumber: iStockphoto)

Liputan6.com, Johor Bahru- Kisah mengenai sulitnya bisnis penjualan kue dan makanan untuk bulan puasa Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri di tengah pandemi Virus Corona COVID-19 datang dari Malaysia. 

Bisnis penjualan kue yang dijalankan oleh Nor Fatiha Rahamat, biasanya membuat kue (termasuk kue perayaan Hari Raya) sebelum menjualnya di bazar Ramadan di Johor. Penjualannya itu dikatakan sebagai sumber penghasilan penting baginya, untuk membiayai pengeluaran sehari-hari keluarga, seperti dikutip dari Channel News Asia, Jumat (24/4/2020). 

Nor Fatiha mengatakan kepada Channel News Asia bahwa situasi bisnisnya tahun ini jauh dari seperti biasa, apalgi Malaysia masih menghadapi pandemi Corona COVID-19. 

Pemilik Tia Cake House yang berbasis di Johor Bahru itu mengatakan bahwa ia sudah menerima pesanan sejak awal tahun ini, tetapi selama sebulan terakhir, 90 persen pelanggannya telah melakukan pembatalan. 

Nor Fatiha lalu menambahkan, "Sekarang, saya harus mempromosikan barang saya lagi, dan berharap lebih banyak orang akan memesan."

Alasan utama pembatalan ini dikatakan Nor Fatiha adalah karena ketidakpastian nasional, tentang apa yang bisa atau tidak bisa dilakukan oleh para penjual bazar Ramadan selama bulan puasa.

Menurut laporan, bazar Ramadan biasanya menjual makanan pokok yang penting bagi warga Malaysia. Sekelompok pedagang kaki lima biasanya menjual makanan untuk berbuka puasa serta pakaian untuk perayaan Hari Raya Idul Fitri.

Saksikan Video Berikut Ini:


Larangan Berdagang di Pasar Di tengah Pandemi Corona COVID-19

Ilustrasi bulan Ramadan (AP)

Pemerintah Malaysia mengumumkan pada awal bulan ini, bahwa tidak akan mengizinkan segala jenis pasar, termasuk e-bazaar dan drive-through selama bulan puasa. 

Di antara pertimbangan utama yang dikutip, hal itu dilakukan untuk  meminimalkan kepadatan dan jumlah kendaraan di jalanan. 

Menurut laporan, dikatakan ada beberapa yang masih menjual makanan dan barang-barang lainnya melalui pasar online, meskipun pengumuman itu. 

Nor Fatiha mengatakan dia setuju dengan keputusan pemerintah, dan masih masih mensyukuri kesempatan untuk menjalankan bisnisnya.  

Namun, ia mengakui bahwa ia mengalami kesulitan mengirimkan pesanannya kepada pelanggan, terutama yang tinggal di negara bagian lain.

Malaysia Control Order (MCO), adalah pemberlakuan yang membatasi pergerakan warga melintasi batas negara, yang akan berakhir pada 28 April mendatang. 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya