Mencicipi Bongko, Kuliner Khas Ramadan dari Ranah Minang

Panganan ini mungkin terdengar asing bagi generasi milenial, sebab cukup sulit ditemukan pada hari biasa. Bongko memang sudah langka dan hanya ditemukan ketika Ramadan.

oleh Novia Harlina diperbarui 24 Apr 2020, 04:00 WIB
Bongko, kuliner khas Sumatera Barat yang mulai langka.

Liputan6.com, Padang - Marhaban ya Ramadan, ibadah puasa 1441 hijriah sudah resmi ditetapkan pemerintah dimulai pada 24 April 2020. Melaksanakan hari pertama puasa tak lengkap jika tidak ditemani takjil khas yang biasanya hanya muncul saat bulan puasa saja.

Bongko misalnya, kuliner khas dari Sumatera Barat yang manis dan lezat, sangat cocok untuk menemani santap berbuka puasa.

Panganan ini mungkin terdengar asing bagi generasi milenial, sebab cukup sulit ditemukan pada hari biasa. Bongko memang sudah langka dan hanya ditemukan ketika Ramadan tiba.

Bongko terbuat dari tepung beras yang yang diolah seperti bubur, tetapi lebih padat kemudian dicampur santan, perasan air pandan, serta gula aren.

Setelah itu, adonan dibungkus dengan daun pisang dan dikukus beberapa menit. Bongko cocok dimakan saat berbuka, rasa manis dan teksturnya yang lembut membuat berbuka puasa terasa lebih nikmat.

Bongko juga bisa dinikmati bersama makanan lainnya, seperti lemang. Perpaduan dua panganan yang melepas dahaga sekaligus mengenyangkan.

Salah seorang warga Kabupaten Limapuluh Kota, Sumatera Barat Yeniris (40) mengatakan setiap puasa pasti ada saja yang menjual kue bongko. Namun, pada hari biasa sulit sekali ditemui.

"Setiap puasa, takjil ini selalu jadi favorit keluarga, anak-anak juga suka karena manis dan nyaman di perut," katanya.

Mencari bongko saat puasa tidak sulit di Ranah Minang, rata-rata setiap Pasar Pabukoan selalu banyak yang menjual bongko.

Dengan merogoh kocek sebesar Rp5 ribu, satu bungkus bongko sudah bisa dibawa pulang.

Simak juga video pilihan berikut ini:


Hilal di Sumbar Tak Terlihat

Kemenag Sumbar dan BMKG Padang Panjang memantau hilal di lantai 4 Gedung Budaya di Kota Padang.

Di Sumbar, meski hilal tak terlihat, tetapi pihak kanwil kementerian agama provinsi setempat mengimbau masyarakat agar mengikuti keputusan sidang isbat di pusat.

"Tadi hilal hampir berada di posisi 4 derajat, yakni 3,56 kemudian tidak terlihat lagi karena mendung," Kabag Tata Usaha Kemenag Sumbar, Irwan kepada Liputan6.com, Kamis (23/4/2020).

Menurutnya di Sumbar memang sulit melihat hilal karena tertutup awan, tetapi untuk keputusan puasa di provinsi ini menunggu sidang isbat di pusat.

Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat agar mengikuti keputusan sidang isbat yang dilakukan Kementerian Agama untuk keputusan kapan dilaksanakan puasa Ramadan 1441 hijirah.

"Sidang isbat diputuskan puasa mulai esok hari, malam ini sudah mulai tarawih di rumah masing-masing mengingat wabah virus corona sedang merebak," ujarnya.

Kemudian di tengah wabah virus corona Covid-19, tambahnya masyarakat mesti menjaga kesehatan agar tetap prima menjalankan ibadah puasa.

"Mari kita berdoa kepada Allah mudah-mudahan cepat berlalu," kata dia.

Berdasarkan keputusan sidang isbat pusat, 1 Ramadan 1441 H jatuh pada hari ini, 24 April 2020. Meski dalam suasana berbeda akibat pandemi Corona Covid-19, tetapi kekhusukan beribadah bisa tetap dilakukan. Kenikmatan berpuasa pun bisa tetap dirasakan, salah satunya mencoba berbuka dengan sensasi manisnya Bongko.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya