Keren, Bisnis Ternak Milenial Madiun Ini Tembus Omset Rp 90 Juta per Bulan

M. Tanfidzul Khoiri berhasil meraup omset Rp 90 juta per bulan dari penjualan silase dan konsentrat, ternak domba, pupuk organik, melayani aqiqah siap saji dan kambing guling serta pelatihan

oleh Gilar Ramdhani pada 24 Apr 2020, 12:10 WIB
M. Tanfidzul Khoiri, Owner Kandank Oewang dan salah satu generasi milenial pertanian yang dinobatkan sebagai Duta Petani Muda Indonesia pada tahun 2014.

 

Liputan6.com, Jakarta Berkat kerja keras dan ketekunannya, M. Tanfidzul Khoiri salah satu generasi milenial pertanian yang dinobatkan sebagai Duta Petani Muda Indonesia pada tahun 2014 ini telah menjelma menjadi peternak dan pengusaha muda yang sukses. 

Khoiri berhasil mengembangkan bidang peternakan mulai dari budidaya kambing/domba, membuat pakan silase dan konsentrat, pupuk organik, perlengkapan ternak ruminansia hingga melayani aqiqah siap saji dan kambing guling.

Usaha yang telah ditekuni oleh milenial asal Madiun Jawa Timur selama 8 tahun ini membuahkan hasil yang memuaskan. Kini ia menjabat sebagai Owner Kandank Oewang, Ketua P4S LKPNU (Lembaga Kajian dan Pengembangan Potensi Umat) yang dibina Pusat Pelatihan Pertanian dan Ketua koperasi slamet agriculture Jawa Timur.

“Alhamdulillah setiap hari pemasukan dari penjualan silase dan konsentrat, ternak domba, pupuk organik, melayani aqiqah siap saji dan kambing guling serta pelatihan mencapai 90 juta perbulan. Kalau dikalkulasi dalam satu tahun mencapai Rp 1,080,000.000,” ujarnya.

M. Tanfidzul Khoiri mengakui profesinya ini sangat “Keren“. Ada banyak manfaat dari profesi sebagai peternak atau terlibat dalam bidang pertanian, di antaranya adalah kebebasan mengatur waktu, sehat secara fisik karena senantiasa berkeringat dan dapat berkomunikasi secara batin pada ternak yang diusahakan.

Selain itu menurutnya, dalam hal finansial orang yang fokus dalam bidang peternakan bisa memiliki penghasilan yang lebih baik dari profesi lainnya, ada penghasilan harian, mingguan, bulanan dan tahunan.

"Sebagai contoh, dengan domba 80 ekor ada yang beranak dan ada yang dibeli peternak lain, produksi kotoran setiap hari rata-rata 80 kg dan harga jual kompos per karung kecil Rp 20.000, produksi silase setiap bulan 30 ton dengan harga Rp 1100/kg, konsentrat produksi per bulan 30 ton dengan harga Rp 4500/kg, penjualan domba untuk aqiqah dengan harga 1,5 – 2,5 Juta, dari usaha ini omzet yang bergerak setiap bulan adalah Rp. 90 juta atau kalo setahun Rp 1,08 Miliar.

 

M. Tanfidzul Khoiri juga menjabat sebagai Ketua P4S LKPNU (Lembaga Kajian dan Pengembangan Potensi Umat) yang dibina Pusat Pelatihan Pertanian dan Ketua koperasi slamet agriculture Jawa Timur.

"Saya berharap agar generasi muda tidak takut untuk bermimpi menjadi peternak. Jangan takut dan ragu untuk terjun dalam sektor peternakan. Beternak itu menjanjikan dan menguntungkan. Sudah semakin banyak yang merasakan manfaat dari sisi finansial jika fokus di bidang peternakan, bahkan ada diantara rekan kami pengelola P4S sesama petani muda yang mampu mendapatkan keuntungan hingga Rp. 100 juta dalam sebulan," tuturnya.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi menyampaikan bahwa sudah saatnya pembangunan pertanian dilanjutkan oleh generasi milenial yang saat ini semakin cerdas dalam mencari peluang bisnis, mereka yang telah terjun dan mencintai dunia pertanian/peternakan akan semakin menguasai bagaimana mengembangkan pertanian/peternakan mulai dari hulu sampai hilirnya menjadi peluang bisnis.

“Apalagi ditambah dengan memanfaatkan teknologi digital, seperti startup akan semakin menjanjikan tentunya," tegas Dedi.

“Jumlah startup pertanian yang semakin bertambah dan meningkat, membuktikan bahwa sektor pertanian termasuk di dalamnya bidang peternakan adalah sektor yang punya peluang besar untuk usaha dan menandakan regenerasi petani sedang berjalan," tegas Dedi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya