6.080 Nakes Divaksin Moderna, Bupati Banyuwangi Beharap Mereka Lebih Tenang saat Bekerja

Sekitar 6.080 tenaga kesehatan (nakes) di Banyuwangi mulai menjalani suntikan dosis ketiga sebagai booster alias penguat dengan menggunakan vaksin Moderna.

oleh Liputan6.com pada 11 Agu 2021, 07:30 WIB
Dalam perpanjangan kerja sama yang dilakukan pada Jumat (4/12/2020), Moderna Inc sepakat menambah 4 juta dosis vaksin COVID-19 untuk Israel.(AFP/Joel Saget)

Liputan6.com, Jakarta Sekitar 6.080 tenaga kesehatan (nakes) di Banyuwangi mulai menjalani suntikan dosis ketiga sebagai booster alias penguat dengan menggunakan vaksin Moderna.

Banyuwangi telah menerima 5.796 dosis vaksin Moderna yang mulai disuntikkan ke nakes hari ini, Selasa (10/8). Kekurangan akan didatangkan bertahap dan semua suntikan dosis ketiga ditargetkan tuntas 18 Agustus 2021.

"Semoga ini semakin melindungi nakes yang berhadapan langsung dengan pasien. Terima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan yang telah berjuang penuh dedikasi dalam penanganan pandemi," ujar Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani saat meninjau pelaksanaan suntikan booster tahap tiga ini di Puskesmas Sepanjang, Kecamatan Glenmore.

Ipuk mengatakan, vaksin booster ini sangat penting bagi para nakes di tengah munculnya varian baru Covid-19 yang lebih menular.

"Para nakes bisa bekerja lebih tenang, bisa memberi pelayanan terbaik kepada masyarakat," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Ipuk juga kembali menekankan terkait pelaksanaan test (pengujian), tracing (pelacakan), dan treatment (perawatan) alias 3T dalam menanggulangi pandemi Covid-19 terus diperkuat. Ipuk dalam beberapa hari terakhir berkeliling Puskesmas untuk memperkuat testing dan tracing.

"3T adalah kunci penanganan pandemi Covid-19. Karena itu saya minta kepada seluruh Puskesmas untuk memperkuat testing dan tracing. Saya minta, tracing terhadap satu pasien positif bisa mencapai 1:15 (1 orang positif melacak 15 kontak erat), sesuai target Kemenkes. Kalau sekarang kita masih belum seragam, ada Puskesmas yang mampu 1:25, tapi ada yang baru 1:5," kata Ipuk.

Ipuk juga meminta tim tracer untuk selalu melibatkan tokoh masyarakat setempat. Tentu juga atas dukungan Babinsa dan Bhabinkamtibmas. Sebab, terkadang ada kendala, kontak pasien positif tidak berkenan menjalani tes.

"Ada misalnya tim tracer kita mendatangi kontak erat warga yang sebelumnya berinteraksi dengan pasien positif, tapi rumahnya dikunci, pagarnya digembok. Jadi terkendala. Maka saya minta tolong dengan hormat bisa bersama-sama tokoh masyarakat untuk mengajak warga agar jangan takut, karena proses tracing ini untuk keselamatan bersama," paparnya.

"Testing dan tracing yang masif memang efeknya kasus meningkat, namun ini adalah bagian dari upaya preventif. Yang ketahuan positif segera kita treatment," imbuh Ipuk.

 

(*)

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya