Liputan6.com, Jakarta Hari Internasional Multilateralisme dan Diplomasi untuk Perdamaian dirayakan pada 24 April yang tercetus pada 2018. Hari Internasional Multilateralisme dan Diplomasi 2020 ini merupakan perayaan pertama setelah diresmikan pada 2019 lalu.
Impian dan tujuan dari Hari Internasional Multilateralisme dan Diplomasi ini adalah melestarikan nilai-nilai multilateralisme dan kerja sama internasional bagi negara yang tergabung dalam PBB dan Agenda 2030 untuk Pembangunan Berkelanjutan.
Advertisement
Pembangunan Berkelanjutan ini merupakan rencana-rencana PBB untuk mengurangi masalah kemanuasiaan seperti kelaparan, krisis ekonomi, edukasi dan masih banyak lagi, seperti yang dikutip dari UN.org.
Hari Internasional Multilateralisme dan Diplomasi ini merayakan penegasan kembali Piagam PBB dan prinsip-prinsip penyelesaian perselisihan di antara negara-negara melalui cara damai. Ini mengakui penggunaan pengambilan keputusan multilateral dan diplomasi dalam mencapai resolusi damai untuk konflik antarnegara.
Mengingat awal mula PBB
PBB terbentuk pada 1945, usai perang dunia kedua dengan memiliki misi utama, yaitu menjaga perdamaian dan keamanan internasional. PBB memiliki komitmen untuk membantu menyelesaikan perselisihan perselisihan antar bangsa yang belum terselesaikan, seperti yang dikutip dari UN.org.
Komitmen terhadap multilateralisme dan perdamaian dan keamanan internasional juga ditegaskan kembali oleh sebagian besar pemimpin dunia dalam debat umum pada September 2018. Komitmen ini juga diperkuat dalam diskusi selama dialog tingkat tinggi tentang memperbarui komitmen terhadap multilateralisme pada 31 Oktober 2018.
Pada tanggal 12 Desember 2018, Majelis Umum mengadopsi resolusi, "Hari Internasional Multilateralisme dan Diplomasi untuk Perdamaian" (A / RES / 73/127) dengan dukungan 144 suara. Melalui teks itu, Majelis Umum mengundang semua Negara Anggota, pengamat dan organisasi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk merayakan Hari Internasional dengan cara yang tepat dan untuk menyebarluaskan manfaat multilateralisme dan diplomasi untuk perdamaian, termasuk melalui kegiatan pendidikan dan peningkatan kesadaran publik.
Reporter: Yohana Belinda
Advertisement