DPR Desak Pemerintah Siapkan Bahan Pangan Alternatif untuk Antisipasi Dampak Corona

Deddy menjelaskan, semua pihak khawatir dengan kondisi pandemi Covid-19 yang bisa berlangsung panjang.

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Apr 2020, 14:40 WIB
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo saat berada di Toko Tani Indonesia Center (TTIC), Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (19/3).

Liputan6.com, Jakarta - Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PDIP, Deddy Yevri Sitorus mendesak pemerintah segera menggerakkan BUMN pangan untuk menambah stok pangan selama masa pandemi Covid-19. Hal itu disampaikan Deddy setelah Presiden Joko Widodo memberikan sinyal pandemi Covid-19 bisa berakhir sekitar Desember 2020.

"Jadi, kita perlu tanam sebanyak mungkin bahan pangan dan mengumpulkan alternatif bahan pangan untuk mengantisipasi jika pandemi Covid-19 ini melanda lebih lama," kata Deddy, Jumat (24/4/2020).

Deddy menjelaskan, semua pihak khawatir dengan kondisi pandemi Covid-19 yang bisa berlangsung panjang. Namun, kekhawatiran itu harus diimbangi dengan melakukan pencegahan agar dampak yang timbul tidak semakin parah.

Dia menambahkan, pemerintah harus segera memobilisasi BUMN pangan agar melakukan aksi alternatif untuk memenuhi kebutuhan pangan. Perum Bulog, kata Deddy, juga harus memenuhi produksi beras dan sekuat tenaga menghindari impor beras.

"Gerakkan BUMN pangan. Tanam jagung sebanyaknya, kentang, talas, singkong, dan lain-lainnya lalu dijadikan stok atau lumbung. Mungkin ini kesempatan agar kita bisa segera mengubah kultur konsumsi beras," ungkap Deddy.

Lanjutnya, pemerintah bisa saja menerbitkan Perppu untuk memaksimalkan usaha memproduksi kebutuhan pangan dan pangan alternatif selama masa pandemi Covid-19.

"Kalau perlu segera buat perppu lumbung pangan, gunakan gudang-gudang koperasi dan lumbung desa untuk menyimpan bahan pangan," ungkapnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Menanam Bahan Pangan Alternatif

Kemudian, pemerintah pusat juga harus menggerakkan pemerintah daerah serta TNI untuk melakukan penanaman bahan pangan alternatif. Langkah ini sekaligus mengantisipasi laporan lembaga dunia World Food Program (WFP) tentang lebih dari 1 miliar orang terancam bahaya kelaparan akibat pandemi Covid-19.

"Ingat, kita sudah diingatkan bahwa dunia diambang krisis pangan di mana lebih dari 1 miliar orang terancam bahaya kelaparan," ujar Deddy.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meyakini virus corona atau COVID-19 akan berakhir pada akhir tahun ini. Hal ia sampaikan saat memberi arahan dalam rapat terbatas mengenai Mitigasi Dampak COVID-19 terhadap Sektor Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

"Saya meyakini ini hanya sampai pada akhir tahun. Tahun depan terjadi booming di bidang pariwisata," kata Jokowi, Kamis (16/4/2020).

Reporter: Muhammad Genantan Saputra

Sumber: Merdeka

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya