Cerita Akhir Pekan: Jangan Lupa Berbagi di Tengah Pandemi Corona COVID-19

Dari paket makanan untuk tenaga kesehatan dan pekerja harian, sampai berbagi yang mendatangkan kebahagiaan, pilih sendiri bentuk kepedulian Anda di masa pandemi corona COVID-19.

oleh Asnida Riani diperbarui 25 Apr 2020, 10:00 WIB
Ilustrasi donasi (dok. unsplash.com Christian Dubovan @cdubo/Putu Elmira)

Liputan6.com, Jakarta - Merasa tetap terhubung dengan komunitas selama Ramadan, di tengah segala keterbatasan ruang gerak akibat pandemi corona COVID-19, bisa diupayakan lewat berbagai inisiasi, termasuk membantu mereka yang membutuhkan.

Sudah jadi rahasia umum bahwa penyebaran virus SARS-CoV-2 memengaruhi berbagai pihak, seperti pekerja informal, pekerja harian, tenaga kesehatan, dan pekerja di sejumlah sektor yang tak bisa beroperasi normal.

Melihat kondisi di masa pandemi corona COVID-19, Tokyo Skipjack bekerja sama dengan Whitespace dan MBloc menginisiasi GoodFoodToShare, gerakan penyediaan makanan bagi tenaga medis dan pekerja harian.

"Awalnya ngobrol dan kami sampai di satu titik, apa yang bisa kami lakukan. Punya dapur yang sekarang sedang tidak digunakan, makanya melakukan itu dengan skala yang kami bisa," kata Co-Founder Tokyo Skipjack, sekaligus CEO Whitespace Brand Consultant, Irvan Suryanto, lewat video chat dengan Liputan6,com, Kamis, 23 April 2020.

Tjahjono Soekardjo selaku Owner dan Direktur Tokyo Skipjack menambahkan, dalam praktiknya, GoodFoodToShare menyediakan menu bergizi untuk mereka yang langsung terdampak penyebaran corona COVID-19.

"Ada protein dan karbohidrat. Lalu, bahan-bahan diupayakan selalu baik," ucapnya di kesempatan yang sama.

Ia menjelaskan, dalam satu paket makanan, setidaknya terdapat nasi, satu daging sapi atau ayam, telur, sayuran. serta tambahan protein lewat tempe atau tahu. Proses penyediaan makanan ini pun dipikirkan masak-masak dari hulu ke hilir.

Mulai dari beli bahan-bahan di pedagang pasar tradisional yang secara kualitas produk sudah dikurasi lebih dulu. "Kemudian, prosedur pembuatan makanan juga diatur sedimikian rupa. Anak-anak harus pakai face shield, sarung tangan, dan kelengkapan lain," ujarnya.


Penyediaan Makanan Layak untuk Pekerja Harian dan Tenaga Kesehatan

Penyediaan makanan bagi tenaga kesehatan dan pekerja harian seharga Rp30 ribu per paket oleh GoodFoodtoShare. (dok. instagram @goodfoodtoshare.id/https://www.instagram.com/p/B_EgVp-jV0n/)

Telah berjalan sejak awal minggu lalu, setidaknya 200--300 paket makanan per hari telah dibagikan ke berbagai rumah sakit rujukan corona COVID-19. "Sekarang pengantarannya masih di sekitar Jakarta. Kami komitmen memang tidak mau membagikan di jalanan. Karena PSBB juga dan kayaknya bakal agak kacau," jelas Irvan.

"Setelah seminggu jalan, kami belum sempat menjangkau pekerja harian karena tidak mau gegabah dan nantinya salah sasaran. Ada survei kecil-kecilan, ada kenalan komunitas juga yang bakal bantu. Semua ini kami lakukan sehati-hati mungkin supaya lebih banyak orang percaya untuk ikutan," imbuh Tjahjono.

Ya, GoodFoodToShare masih menunggu partisipasi banyak pihak untuk sama-sama menyediakan makanan layak bagi para tenaga medis dan pekerja harian. "Soal kapasitas dapur, bisa kami tingkatkan sampai 500 paket per hari. Syukur-syukur sampai di luar kapasitas dan kami nanti upayakan kerja sama dengan lebih banyak pihak," paparnya.

Irvan menuturkan, gerakan sosial ini memang butuh banyak orang untuk terlibat. Apalagi, dalam praktiknya mereka berupaya menjaga ekosistem bisnis. "Makin besar, makin banyak pihak yang berpartisipasi dan gerakan ini terus jalan sembari bantu berbagai pihak," ucapnya.

Bagi Anda yang mau ikutan menyambung rantai kebaikan ini dengan membeli paket makanan Rp30 ribu per pack, bisa lihat info lebih lanjut di laman Instagram @goodfoodtoshare.id, atau laman resmi mereka.


Bantuan bagi Pekerja Sektor Pariwisata

Ilustrasi hotel. (dok. Pexels)

Berbeda dengan inisiasi GoodFoodtoShare, Tiket.com menggalang donasi bagi pekerja sektor pariwisata.

"Donasi fase kedua ini diselenggarakan pada 15--22 April 2020 dalam bentuk sembako untuk pekerja harian sektor pariwisata di berbagai daerah di Indonesia." kata Metha Tri Rizka selaku Public Relation Manager Tiket.com melalui pesan, Kamis, 23 April 2020.

Sebagaimana yang pertama, donasi di fase kedua ini dikumpulkan lewat penukaran TIX Point pelanggan, mulai dari Rp10 ribu, Rp20 ribu, Rp50 ribu, Rp100 ribu, Rp200 ribu, dan Rp500 ribu. Lalu, hasil donasi akan digabungkan dengan dana Corporate Social Responsibility (CSR).

Pekerja harian sektor wisata yang jadi sasaran adalah porter stasiun, tukang becak, pedagang kecil, tour guide lokal, dan lainnya yang saat ini mengalami penurunan, bahkan kehilangan pendapatan.

"Menurut kami, pandemi ini cukup berdampak serius terhadap perekonomian pelaku usaha di bidang wisata, untuk itu sangat tinggi urgensinya," ujar Metha.

Ia menyambung, bakal ada program berbagi lain yang akan diinisiasi Tiket.com saat Ramadan. "Ada beberapa plan campaign dengan misi sosial," katanya.


Berbagi dan Pemenuhan Rasa Bahagia

Ilustrasi Donasi Credit: pexels.com/MoosePhoto

Psikolog Kasandra Putranto menjelaskan, pada dasarnya setiap orang memiliki profil psikologis yang khas ditandai dengan kecerdasan intelektual dan sosial.

"Dalam hal dorongan untuk berbagi, terutama di tengah situasi pandemi dan PSBB yang cukup memberi tekanan bagi masyarakat, kemampuan seseorang untuk memiliki dorongan berbagi tergantung pada kecerdasan emosional dan sosial," jelasnya lewat pesan, Kamis, 23 April 2020.

Manfaat berbagi dengan orang lain, sambung Kasandra, bisa mendatangkan perasaan berguna dan puas terhadap diri sendiri, selain juga memberi inspirasi pada orang lain untuk melakukan hal yang sama.

"Pada beberapa orang tentu ya bisa memberi kebahagiaan karena bisa berbagi sekali lagi tergantung pada kecerdasan sosial. Mereka yang memang memiliki kecerdasan sosial lebih tinggi membutuhkan ekspresi berbagi untuk bisa memperoleh kepuasan," paparnya.

Berbagi umumnya merupakan kebiasaan yang ditanamkan sejak kecil dan perlahan jadi bagian kebutuhan seseorang ditandai kekuatan bagian otak tertentu.

"Awalnya juga didasari perasaan empati, bisa merasakan kesulitan orang lain untuk bisa bergerak ke dalam perilaku berbagi. Ada orang-orang yang tidak memiliki empati dan tidak memiliki kebutuhan sosial yang tinggi, nah mereka ini yang tidak terdorong melakukan kegiatan berbagi," tandasnya.


Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya