Liputan6.com, Jakarta Ekonom senior Faisal Basri mengkritik proyeksi International Monetary Fund (IMF) yang memprediksi laju pertumbuhan ekonomi akan membaik pada 2021. Menurutnya itu sulit terjadi lantaran butuh waktu yang tak sebentar untuk bisa pulih pasca penyebaran wabah virus Corona (Covid-19).
"Saya melihat prediksi IMF masih konservatif, dunia bisa lebih buruk dari yang dibayangkan. 2021 tidak akan secepat itu recovery-nya," cibir dia dalam sesi bincang bersama Katadata, Jumat (24/4/2020).
Advertisement
Sebagai informasi, IMF menduga bahwa pertumbuhan ekonomi global akan terkontraksi hingga -3 persen pada tahun ini. Itu tak hanya terjadi di negara berkembang saja, namun negara besar juga banyak terkena dampak akibat pandemi Covid-19.
Namun, lembaga memproyeksikan kondisi perekonomian dunia akan kembali membaik pada 2021. Termasuk Indonesia, yang pertumbuhan ekonominya diramal naik pesat hingga 8 persen pada tahun depa
Faisal lantas mencibir perhitungan yang dianggapnya aneh tersebut. Menurutnya, IMF terlalu terburu-buru dalam memproyeksikan laju pertumbuhan ekonomi.
"Ada yang aneh dari prediksi IMF. Rebound 2021 itu melebihi pertumbuhan ekonomi dari tahun-tahun sebelumnya. Kemerosotan tahun ini akan dibayar penuh plus bonus 2023. Seakan-akan pandemi ini hilang tiba-tiba," ucap dia.
Wabah Berakhir
Oleh karenanya, ia menilai dunia akan terlahir kembali setelah wabah virus corona ini berakhir. Dia menyatakan, berbagai lini kehidupan akan melakukan penyesuaian terhadap cara hidup baru.
"Rasanya dunia akan alami new normal. Recovery tidak bisa berjalan secepat yang dibayangkan IMF. Orang akan melakukan adjustment, perusahaan akan melakukan adjustment, business akan melakukan adjustment," tukas Faisal.
Advertisement