Liputan6.com, Jakarta - Ekonomi Universitas Indonesia (UI), Faisal Basri, menyebut bahwa sudah saatnya masyarakat kini menikmati harga bahan bakar minyak (BBM) yang murah. Apalagi, harga minyak mentah dunia saat ini anjlok hingga berada nol persen.
"Ini kan saatnya rakyat juga menikmati harga BBM yang murah kan tapi pemerintah tidak menurunkan, its ok. Hak pemerintah itu," kata Faisal dalam diskusi virtual di Jakarta, Jumat (24/3/2020).
Advertisement
Paling tidak, kata dia, pemerintah bisa mengambil keuntungan atau laba yang dinikmati oleh SPBU, baik milik pemerintah maupun swasta untuk dijadikan tabungan. Sehingga apabila harga minyak mentah dunia kembali naik, pemerintah tidak turut menaikkan harga BBM.
"Profit yang dinikmati oleh pombensin itu diambil dong oleh pemerintah dijadikan tabungan sehingga nanti waktu harga minyak naik pemerintah tidak serta menaikkan juga," jelas dia.
Untuk itu, sudah seharusnya pemerintah memenuhi kewajiban negara untuk hak dasar yang memadai dari masyarakat lewat kemampuan pemerintah untuk mengambil dari yang berkecukupan. Termasuk, kondisi pom bensin yang saat ini masih belum menurunkan harga BBM.
Kata Pertamina
Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) mengungkapkan sejumlah alasan mengapa harga jual BBM kini masih tetap tinggi meski dari sisi permintaan pasar mulai surut.
"Seperti yang pernah saya sampaikan, BBM yang kita nikmati saat ini adalah pembelian crude (palm oil) sesuai harga minyak 2 bulanan yang lalu. Kemudian kita proses di kilang Pertamina, distribusi, dan sebagainya," kata Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman kepada Liputan6.com, Selasa (21/4/2020).
Fajriyah mengatakan, Pertamina terus memantau pergerakan harga minyak dunia untuk kemudian disesuaikan dengan harga jual BBM di Tanah Air.
"Saat ini Pertamina terus melakukan monitoring harga minyak dunia dan kajian untuk penyesuaian juga tetap dilakukan," sambungnya.
Dia pun menyatakan, pihaknya saat ini belum bisa menyampaikan potensi perubahan harga BBM akibat menukiknya harga minyak mentah dunia. Pertamina akan mengikuti ketentuan harga yang ditetapkan pemerintah.
"Semua disesuaikan dengan formula harga dari regulator. Saya belum bisa sampaikan sekarang yah. Namun kita akan terus monitor dan lakukan simulasi-simulasi terkait keekonomian, operasional, dan sebagainya," tutur Fajriyah.
Reporter: Dwi Aditya Putra
Sumber: Merdeka.com
Advertisement