Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menggelar rapat evaluasi penanganan Covid-19 secara langsung di Gedung Gradika Bhakti Praja, Jumat (24/4). Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi pun ikut ambil bagian dalam rapat penting tersebut, guna memenuhi undangan.
Rapat dipimping langsung oleh Ganjar Pranowo. Dalam rapat tersebut, Ganjar mengusulkan konsep 'Jogo Tonggo' (menjaga tetangga), melihat Kota Semarang yang mendesak untuk diberlakukannya pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Advertisement
Dengan konsep tersebut, kata Ganjar, dapat mendorong agar masyarakat lebih berperan aktif dalam mendukung jaring pengaman sosial, dan jaring pengaman ekonomi. Ganjar juga meminta ada keterlibatan ketua RW dan ketua RT dalam penanganan Covid-19.
Terkait usulan tersebut, Hendi mengatakan bahwa pandangan Ganjar sejalan dalam kaitan tidak memberlakukan PSBB. Menurut Hendi, Jogo Tonggo sejalan dengan yang ingin diberlakukan di Kota Semarang, yaitu pembatasan wilayah Non PSBB.
"Maka ini kami siapkan menyesuaikan masukan Pak Gubernur. Peraturan Wali Kotanya hari ini sudah jadi, dan Sabtu Minggu disosialisasikan ke masyarakat," jelas Hendi.
Namun meskipun tidak memberlakukan PSBB, Hendi menegaskan dia tetap akan melanjutkan distribusi bantuan, serta menyiagakan tim gabungan yang akan menertibkan masyarakat.
"Setiap kecamatan ada 3 tim gabungan, ada 16 kecamatan, jadi total ada 48 tim, terdiri dari satuan wilayah TNI-Polri, Dishub, Satpol PP, dan Dinas Kesehatan," terang Hendi.
"Kami juga buat skema distribusi bantuan sampai Oktober. Di Mei ini total ada sekitar 290 ribu paket yang disiapkan, dari Pemkot Semarang ada 160 ribu bantuan, dari Pusat ada 130 ribu bantuan," jelasnya.
(*)