Liputan6.com, Jakarta - Google mempermudah pengguna untuk mengatur Assistant menggunakan Voice Match. Ini merupakan fitur yang mengajarkan Google Assistant untuk mengenali sebuah suara.
Dilansir dari Phone Arena, Sabtu (25/4/2020), melalui pembaruan ini, pengguna akan dapat mengatur Voice Match untuk membuat Google Assitant meminta Anda mengucapkan frasa lengkap ketimbang kata kunci biasa "Hey Google."
Baca Juga
Advertisement
Pembaruan ini akan memungkinkan Google Assitant untuk mengidentifikasi suara pengguna dengan lebih akurat daripada sebelumnya. Agar hal itu terjadi, Voice Match akan meminta pengguna mengucapkan frasa seperti "Hey Google, play my workout playlist," yang dapat mengidentifikasi pembicara dengan lebih baik.
Selain itu, Voice Match kini juga memungkinkan pengguna untuk menautkan hingga enam orang ke satu akun Google Assistant, dengan masing-masing orang menerima hasil yang dipersonalisasi saat menggunakan perangkat.
Selain itu, Google juga merilis pembaruan untuk menyesuaikan seberapa sensitif Google Assistant terhadap lingkungan karena itu dapat memengaruhi responsnya terhadap kata kunci. Ini sangat penting karena Google Assistant secara tidak sengaja dapat diaktifkan jika mendengar sesuatu yang mirip dengan "Hey Google" di lingkungan bising.
Dalam beberapa pekan mendatang, Google akan meluncurkan sebuah opsi baru yang memungkinkan pengguna menyesuaikan sensitivitas smart speaker dan smart display dengan kata kunci. Opsi baru ini juga akan hadir di aplikasi Google Home, tapi untuk tahap awal hanya akan mendukung bahasa Inggris.
Google Perketat Syarat untuk Pengiklan
Lebih lanjut, Google mengumumkan pada Kamis (24/4/2020), semua pengiklan harus menyelesaikan proses verifikasi sebelum memasang iklan di platform miliknya. Kebijakan yang akan diterapkan mulai musim panas tahun ini, atau sekira Juni 2020, merupakan upaya perusahaan membuat praktik iklannya lebih transparan.
Berdasarkan keterangan di blog perusahaan, para pengiklan disebut harus menyerahkan sejumlah dokumen identifikasi pribadi dan bisnis untuk membuktikan identitas serta negara mereka beroperasi.
Google sampai saat ini baru memberlakukan verifikasi identitas hanya untuk para pengiklan politik. Proses verifikasi juga sering digunakan untuk menyaring pengiklan mencurigakan, seperti yang berusaha menjual masker medis palsu saat pandemi Covid-19.
Dikutip dari Reuters, Jumat (24/4/2020), Google mengatakan akan memulai verifikasi pengiklan secara bertahap di Amerika Serikat (AS), dan melanjutkannya secara global. Perusahaan memperkirakan proses ini akan memakan waktu beberapa tahun untuk selesai.
Anak usaha Alphabet itu mengungkapkan, para pengguna juga akan bisa melihat informasi tentang pengiklan di balik iklan yang mereka lihat mulai musim panas ini.
(Din/Why)
Advertisement