Liputan6.com, Jakarta - Ramadan kali ini berbeda karena umat Islam menjalani ibadah puasa di tengah pandemi virus Corona. Juru bicara pemerintah untuk penanganan Corona Covid-19 Achmad Yurianto menyadari, banyak tradisi Ramadan yang harus dihilangkan sementara tahun ini.
Salat Tarawih berjamaah di masjid, buka puas bersama kerabat di luar rumah, sahur on the road, bahkan mudik, sudah tidak bisa dilakukan karena pandemi Corona.
Advertisement
"Bahwa puasa tahun ini, kita sedang menghadapi pandemi Covid-19. Oleh karena itu banyak yang tidak bisa kita laksanakan, seperti salat tarawih berjamaah di masjid, ada yang tidak bisa kita lakukan beri'tikafsama keluarga di sepuluh malam terakhir di masjid, kita tidak bisa lagi bersama kerabat handai tolan untuk melaksanakan buka puasa di luar rumah," kata Yuri di kantor BNPB, Jakarta, Jumat (24/4/2020).
Demi mencegah penularan infeksi virus Corona, dia tetap meminta masyarakat tetap di rumah bersama keluarga pada Ramadan 2020.
Yuri juga meminta agar segenap umat Islam khususnya, memanfaatkan Ramadan kali ini untuk memanjatkan doa yang tulus ke Tuhan Yang Maha Esa, agar terbebas dari penyakit Covid-19.
"Mari bersamaan bulan Ramadan ini, tetap di rumah, Ramadan bersama keluarga, panjatkan doa yang tulus kepada Tuhan Yang Maha Esa agar kita segera terbebas dari penyakit ini. Kita pasti bisa," ujar Yuri.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Update
Jumlah pasien positif terinfeksi virus Corona terus bertambah pada Jumat (24/4/2020). Jumlah pasien yang sudah dinyatakan positif terinfeksi virus dari Wuhan, China itu pada hari ini bertambah menjadi 8.211 orang.
Sementara, jumlah pasien Corona yang meninggal dunia bertambah 42 orang menjadi 689 orang.
"Pasien Covid-19 yang meninggal 689 orang," ujar Juru Bicara Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto melalui konferensi pers di Gedung BNPB Jakarta, Jumat (24/4/2020).
Data pasien Corona Covid-19 ini tercatat sejak Kamis 23 April 2020 pukul 12.00 WIB hingga hari ini pukul 12.00 WIB.
Advertisement