Liputan6.com, Amsterdam - Kiper legendaris Manchester United (MU) sekaligus CEO Ajax Amsterdam, Edwin van der Sar merespons keputusan Federasi Sepak Bola Belanda (KNVB) soal membatalkan Eredivisie musim ini. Pembatalan tersebut diakibatkan pandemi virus corona covid-19 di Belanda yang sudah ada 36.535 kasus, 4.289 di antaranya meninggal dunia.
Keputusan itu membuat Eredivisie musim ini tanpa juara. Tentunya hal tersebut membuat Hakim Ziyech dan kawan-kawan geram. Pasalnya, Ajax Amsterdam memimpin klasemen Eredivisie dengan mengemas 56 poin, unggul selisih gol dari AZ Alkmaar.
Advertisement
Hanya saja, Ajax sudah memainkan 25 pertandingan dengan mencetak 68 gol. Sedangkan AZ Alkmaar baru memainkan 25 laga dengan raihan 54 gol.
Di Eredivisie musim ini, Ajax Amsterdam punya persentase kemenangan lebih banyak, yakni 64 persen. Sementara AZ Alkmaar 56 persen.
Hasil diskusi Federasi Sepak Bola Belanda tidak hanya memutuskan Ajax Amsterdam batal juara. Semua pihak juga menyatakan sepakat bahwa tidak ada tim yang terdegradasi dari Eredivisie dan tidak ada penerimaan promosi dari klub divisi bawah.
Komentar Van Der Sar
Berbeda dengan pemain yang kesal, Van Der Sar memilih untuk menerima keputusan Federasi Sepak Bola Belanda. Pria yang membawa MU juara Liga Champions 2008 itu menyadari kalau sepak bola bukanlah hal penting untuk saat ini di Belanda.
"Seluruh pemain tentunya ingin menjadi juara di lapangan. Kami telah memimpin klasemen sepanjang musim sehingga sangat disayangkan tidak jadi juara. Namun, keputusan KNVB sangat bisa dimengerti," kata Van der Sar dikutip dari situs Goal.
"Sebagai mantan pemain, tentunya ada ambisi untuk menjadi juara. Namun, ada masalah yang jauh lebih penting daripada sepak bola saat ini," ujar Van der Sar menambahkan.
Advertisement