Liputan6.com, Brussels - Perdana Menteri Belgia Sophie Wilmès telah mengumumkan rencana terperinci untuk secara bertahap mengangkat pembatasan sosial akibat virus corona.
Di bawah aturan baru, semua toko akan diizinkan untuk membuka pintu mereka lagi dari 11 Mei 2020, dengan sekolah dibuka kembali pada minggu berikutnya --meskipun dengan batasan jumlah murid di setiap kelas.
Advertisement
Tetapi PM Wilmès memperingatkan bahwa "belum ada yang pasti."
Lebih dari 44.000 orang dinyatakan positif mengidap virus corona di Belgia.
Hampir 6.700 kematian telah tercatat di negara dengan 11,4 juta - tingkat per kapita tertinggi di Eropa.
Lebih dari setengah kematian terjadi di rumah perawatan.
Perbandingan dengan negara-negara Eropa lainnya mungkin agak menyesatkan, karena beberapa negara diyakini tidak melaporkan kematian pasien terinfeksi virus corona.
Setelah berdiskusi berjam-jam pada Jumat 24 April 2020, PM Wilmès mengumumkan jadwal untuk secara bertahap mengakhiri lockdown negara itu, yang dimulai pada 12 Maret.
Bisnis pertama yang akan dibuka adalah toko kain pada 4 Mei untuk membantu orang mematuhi peraturan baru yang mewajibkan semua warga Belgia berusia 12 atau lebih untuk mengenakan masker di transportasi umum selama pandemi virus corona. Toko-toko lain akan dibuka kembali seminggu kemudian.
Sekolah akan kembali pada 18 Mei, tetapi tidak lebih dari 10 anak dalam setiap kelas. Kafe dan restoran tidak akan diizinkan untuk buka sebelum 8 Juni.
Simak video pilihan berikut:
Situasi di Eropa
Sejumlah negara Eropa lainnya telah mengumumkan langkah-langkah peringanan pembatasan sosial mereka. Pada Jumat 24 April 2020, Republik Ceko mengakhiri pembatasan pergerakan yang telah diberlakukan untuk membantu menghentikan penyebaran virus corona.
Beberapa toko telah dibuka kembali di Jerman dan sekolah-sekolah akan dibuka kembali secara bertahap mulai 4 Mei, meskipun bar, kafe, restoran, bioskop, dan tempat-tempat musik semuanya masih tetap tutup.
Sementara itu, Menteri Kesehatan Polandia Lukasz Szumowski menyerukan penundaan dua tahun untuk pemilihan presiden --yang akan diadakan dalam waktu dua minggu-- dengan mengatakan itu adalah situasi teraman mengingat pandemi.
Sejauh ini, partai pemerintah Law and Justice telah menolak tekanan publik dan oposisi untuk menunda pemungutan suara.
Advertisement