Liputan6.com, Jakarta - Nama aktivis Ravio Patra menjadi viral setelah ada kejadian penangkapan oleh kepolisian pada Rabu malam, 22 April 2020. Ravio diduga menyebar pesan provokatif penjarahan, namun ia dipulangkan oleh Polda Metro Jaya karena pesan itu tersebar ketika ponselnya diduga menjadi target serangan hacker.
Meski Ravio sudah bebas, beberapa oknum masih menyebar teori konspirasi mengenai Ravio Patra di Twitter. Di antara rumor yang beredar luas adalah relasi Ravio dengan seorang diplomat Belanda yang hadir ketika Ravio dijemput aparat.
Baca Juga
Advertisement
Kedutaan Besar Belanda di Jakarta lantas angkat bicara mengenai perdebatan yang beredar. Pihak kedutaan sampai mengaku heran dengan teori-teori tersebut.
"Kami melihat diskusi hari ini dan kami sampai tidak mengenali diri kami pada diskusi ini," ujar Brechtje Klandermans, juru bicara Kedutaan Besar Belanda di Jakarta kepada Liputan6.com, Sabtu (25/4/2020).
"Kami tidak mengenali diri kami pada gambaran yang berkata kami ikut campur ke urusan internal Indonesia yang kami sudah hati-hati agar tidak melakukannya," ujarnya.
Detik-detik Penangkapan dan Mobil Diplomat
Pihak kedubes berkata tidak punya hubungan kerja sama dengan Ravio. Diplomat Belanda yang menemui Ravio malam itu disebut dihubungi oleh Ravio Patra untuk membahas sesuatu, namun sebelum pertemuan berlangsung terjadi penangkapan.
"Salah satu diplomat kita dihubungi Ravio dengan permintaan untuk bertemu agar membahas sesuatu. Dia (Ravio) merupakan kontak dari diplomat itu, tetapi pertemuannya, apa yang mereka ingin bahas, tidak terjadi. Jadi kita tidak tahu apa yang Ravio ingin diskusikan dengannya," ujar Klandermans.
Ketika diplomat Belanda itu tiba di tempat perjanjian, tiba-tiba ada sekelompok orang yang ingin menangkap Ravio. Setelah itu, Ravio melompat masuk ke mobil diplomat Belanda.
Mobil ini menjadi teori konspirasi di media sosial yang menyebut ada intervensi Kedubes Belanda.
"Pada saat itu Ravio dikepung sekelompok orang. Tenyata, mereka adalah aparat tak berseragam yang ingin menahan si aktivis. Ada sedikit keributan. Aparat tak berseragam itu mencoba menahan Ravio, kemudian Ravio melompat masuk ke mobil kolega kami bersama-sama dengan seorang polisi tak berseragam itu," kata Klandermans.
Pada saat Ravio masuk ke mobil bersama polisi, diplomat Belanda sedang tak berada di dalam mobil. Diplomat Belanda itu lantas meminta Ravio dan polisi untuk turun dari mobilnya yang notabene mobil diplomatik.
"Berbeda dari informasi yang beredar di Twitter, kolega kami tidak berada di mobil pada saat itu. Kolega kami langsung meminta kedua orang itu untuk keluar dari mobil, ia berkali-kali menunjukan bahwa ini adalah mobil diplomatik dan kamu tidak diizinkan masuk. Tak ada niat, setidaknya dari diplomat kami, bahwa mereka akan beranjak pergi," jelas jubir Kedubes Belanda.
Bantahan Isu Intervensi Belanda
Brechtje Klandermans berkata Ravio hanyalah salah satu kontak dari kedubes. Tidak ada kerja sama antara pihak kedubes dan Ravio.
"Ravio adalah seorang kontak, kontak reguler. Sebagai kedutaan, kami memiliki banyak kontak di negara ini. Tidak ada kerja sama, relasi apapun dengan Ravio, atau dengan organisasinya," jelas pihak kedutaan.
Ravio Patra sendiri merupakan aktivis yang belakangan ini viral karena mengkritik stafsus di Istana Negara di Twitter. Akun miliknya sudah dikunci, namun Komisi Untuk Orang Hilang & Korban Tindak Kekerasan (KontraS) sempat memposting tweet Ravio mengkritik anggota stafsus pada pagi hari sebelum ditangkap.
Kedubes Belanda enggan berbicara banyak terkait kasus hukum ini, tetapi mereka meminta agar hak kebebasan berpendapat terus dihormati.
"Kedubes melihat bahwa kebebasan berpendapat adalah prioritas di seluruh dunia. Sangatlah penting agar setiap orang bisa mengungkap isi pikirannya," kata Klandermans.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Polisi Pulangkan Ravio
Jumat kemarin, polisi memulangkan aktivis sekaligus peneliti kebijakan publik Ravio Patra pada Jumat (24/4/2020). Pihak kepolisian membenarkan kabar ini.
"Iya benar (sudah dipulangkan)," singkat Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Argo Yuwono saat dikonfirmasi awak media.
Argo tak menjelaskan secara detail terkait alasan polisi memulangkan Ravio Patra. Dia hanya mengatakan, Ravio saat ini masih berstatus saksi.
"Iya masih sebagai saksi," ucap dia.
Sebelumnya, Jajaran Direktorat Kriminal Umum Polda Metro Jaya menangkap Ravio Patra atas tuduhan menyiarkan berita onar.
Ravio diamankan di Jalan Gelora Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (22/4/2020) malam. Argo menjelaskan, turut diamankan pula Warga Negara Asing (WNA) berinsial RS.
"Diamankan pada saat memasuki kendaraan berpelat CD diplomatik dari Kedutaan Belanda," tutur Argo di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (23/4/2020).
Menurut Argo, awal penangkapan Ravio berdasarkan laporan saksi berinisial DR terkait adanya ajakan melakukan penjarahan melalui pesan singkat di aplikasi Whatsapp. Dari situ, penyidik Polda Metro Jaya melakukan profiling pemilik nomor.
"Setelah kita profiling bahwa nomor itu ada nomornya atas nama RPS yang dilacak keberadaannya berada di Menteng, Jakarta Pusat," jelas dia.
Advertisement